Saturday, December 06, 2008

"SANG" BADAI PHK SUDAH REGISTRASI BERTAMU DIANTARA KITA

EMPATHY & TIPS MENGATASI KRISIS EKONOMI-PHK
MENCEGAH KEPANIKAN VS PENDAPAT YANG RASIONAL
Membaca komentar para pejabat tentang kondisi perekonomian kita hari-hari ini rasanya, kok, sebel sekali. Betapa tidak, komentar yang muncul seolah-olah Indonesia ini bukan bagian dari dunia yang tanpa batas. Seolah-olah kita begitu terisolasi dari ekonomi dunia yang gonjang-ganjing dan karenanya kita akan tetap kuat perkasa. Kemarin seorang pejabat Bappenas bilang: “melambatnya ekonomi Amerika tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir tahun ini.” La? Kalau ada waktu, Pak Pejabat, tolong mampir ke Bursa Efek Jakarta. Mohon tengok papan nilai saham yang dipenuhi warna merah. Mampir juga, Pak, ke Bank Indonesia yang gedungnya gagah itu. Bapak bisa minta informasi tentang nilai rupiah yang menguat –maksudnya menguatirkan. Oh ya, kolega Bapak di Departemen Tenaga Kerja pasti juga sudah punya data tentang PHK mulai menderas. Nah, setelah berkeliling, saya jamin Pak Pejabat akan berubah pikiran. Kecuali, ya…, kalau Bapak memang sudah dihipnotis Rommy Rafael sampai hilang kewarasan.
Ada pula pernyataan tidak masuk akal dari seorang pejabat Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, ”target pariwisata tahun ini, yakni mendatangkan 7 juta turis, tidak akan terpengaruh.” Padahal, sejauh ini baru 4 juta turis datang dan tinggal dua bulan lagi tahun 2008 berakhir. Entahlah jika Pak Pejabat bisa bermain sulap.Komentar sang pejabat belum khatam. Dia melanjutkan, “target tahun depan, ada 8 juta turis datang.”
Aduh…., Bapak Pejabat yang terhormat, turis yang Bapak angan-angankan itu sedang pada sakit perut, bahkan tak sedikit yang mau bunuh diri, kelimpungan dihantam krisis. Bagaimana bisa 8 juta orang datang ke negeri ini di tengah krisis global, apalagi tidak terdengar ada gebrakan membenahi infrastruktur, menggenjot pelayanan, dll. Mau melancong gimana, wong belanja ritel di Amerika saja turun dalam tingkat terburuk sejak 1980-an. Saya paham, para pejabat memang susah diharapkan jujur seratus persen. Meredam informasi mungkin memang jurus yang dibutuhkan agar masyarakat tidak panik dan membuat segalanya makin kacau. Tapi, come on, minimal buatlah pernyataan yang rasional. Komentar yang hiperbolik seperti “pertumbuhan ekonomi kita tidak terpengaruh” hanya akan membuat ketidakpercayaan semakin kuat. Ketidakpercayaan, dalam dunia ekonomi, seperti virus ganas. Dia menular cepat ke segala penjuru. Bahkan, seorang Alan Greenspan, mantan Direktur The Fed, yang kata-katanya dianggap mantra oleh para pelaku ekonomi, telah mengaku khilaf. Greenspan menyatakan, dia terlalu percaya bahwa pasar finansial bisa melakukan koreksi diri tanpa campur tangan regulasi berlebih. Ternyata, koreksi diri itu tidak ada. Pasar finansial tenggelam dalam siklus rakus, rakus, dan rakus. Akibatnya, krisis datang Amerika. Greenspan juga dikritik lantaran menjaga suku bunga di Amerika terlalu rendah dalam waktu lama. Ini membuat pasar properti berkembang tidak terkendali dan meledak dalam bentuk subprime –kata lain dari kredit kelas kambing–mortgage. ”Yes, I have found a flaw. I don’t know how significant or permanent it is. But I’ve been very distressed by it,” kata Tuan Greenspan di hadapan Kongres Amerika, akhir Oktober lalu. Saya berharap, ada pemimpin kita yang cukup berani dan kesatria berkata, “Maaf, kami keliru membaca tren ekonomi dan telah meremehkan potensi krisis.” Pengakuan semacam ini tentulah akan dihargai tinggi. Apalagi bila si pemimpin kemudian membeberkan antisipasi yang cukup serius dan terukur. Tidak sekadar mengumbar kata-kata manis tapi kosong. Seberapa kuat kita, atau seberapa rapuh kita, mesti dijabarkan dengan jelas. Lebih baik lagi bila rakyat juga dibekali tips-tips untuk survive di masa sulit, satu sampai dua tahun mendatang. Sialnya, membahas kondisi perekonomian dari A-Z tidaklah gampang di hari-hari ini. Topik ini amat mudah dijadikan bahan bakar memanaskan situasi politik. Sebagian besar pejabat sibuk mengamankan jalur politik menuju kekuasaan di pemilu mendatang. Para wakil rakyat di Senayan malah menghabiskan energi untuk membahas dan akhirnya mengesahkan UU Pornografi. Tinggalah rakyat celingukan, mencari kapal penyelamat masing-masing. ( Krisis, Seberapa Kuat Kita?http://blog.tempointeraktif.com/?p=280 )
TSUNAMI PHK
Tahun ini tampaknya menghadirkan tantangan yang luar biasa bagi kita. Baru saja dikejutkan dengan kenyataan bahwa Bumi dan seluruh penghuninya terancam oleh Pemanasan Global, kini hadir masalah global lainnya yaitu Krisis Ekonomi Global. Krisis Ekonomi ini menghasilkan "TSUNAMI" PHK besar-besaran dimana-mana. Sektor industri adalah yang paling nyata terkena dampaknya. Banyak industri atau perusahaan yang tak sanggup lagi mempertahankan tingkat produksinya karena alasan yang bermacam-macam. Misalnya kekurangan pasokan bahan baku, minim order dan harga yang tak mampu bersaing karena biaya produksi semakin tinggi, ketergantungan pada faktor luar baik untuk produksi maupun pemasaran. Apa yang disebut di atas, kesemuanya telah berakibat pada berkurangnya pendapatan perusahaan. Maka untuk mencegah dampak yang lebih buruk bagi perusahaan, mau tidak mau harus dilakukan rasionalisasi. Agar perusahaan tidak terkena dampak yang lebih jauh, tentu harus ada jalan keluarnya. Para pengelola perusahaan dipaksa untuk berpikir keras untuk menyelamatkan perusahaannya. Biasanya, setiap kali ada terpaan badai krisis keuangan perusahaan, pihak manajemen akan mengambil langkah praktis ; yaitu rasionalisasi perusahaan. Salah satu bentuk rasionalisasi adalah dengan melakukan pengurangan pengeluaran perusahaan termasuk dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja (PHK). Dalam sepekan terakhir ini, bahwa banyak perusahaan telah melakukan PHK. Seperti kita lihat, saat ini saja sejumlah perusahaan telah melakukan PHK dan merumahkan karyawannya. Sebut saja perusahaan pengelola bubur kertas RAPP di Riau. Bahkan di Medan, 5 perusahaan besar berpotensi akan mem-PHK 1000 pekerjanya. Di Plered Purwakarta, kawasan industri keramik di Jawa Barat, 9 dari 15 perusahaan yang memasarkan produknya ke luar negeri telah menghentikan aktivitasnya. Sementara itu dari pusat pertekstilan di Jawa Barat tersiar kabar bahwa 70 ribu tenaga kerja di sektor ini terancam kehilangan pekerjaan akibat turunnya ekspor ke Amerika, belum lagi puluhan hingga ratusan perusahaan lain yang sedang dan akan mengambil kebijakan PHK di penghujung tahun ini hingga ke tahun depan-termasuk juga industri rumah tangga yang bisa akan gulung tikar.
Dikutip dari situs http://www.inilah.com/ Krisis ekonomi yang melanda negara-negara maju, terutama Amerika dan Uni Eropa, membuat ekspor dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara turun tajam. Dampaknya jelas, pertumbuhan ekonomi akan melambat, dan terjadi PHK besar-besaran. Pekan lalu, Organisasi Buruh Internasional (ILO) meramalkan sekitar 20 juta orang akan kehilangan pekerjaan akibat krisis ekonomi. Terkait dengan negara-negara di Asia Tenggara, ILO memperkirakan tahun depan akan terjadi peningkatan pengangguran dari 5,7% saat ini menjadi 6,2%. “Ekonomi negara-negara di Asia Tenggara menghadapi perlambatan akibat buruknya ekspor,” demikian keterangan ILO. (http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/10/24/57018/menanti-badai-pemecatan/)
PHK BERPOTENSI KEPADA LEDAKAN PENYAKIT SOSIAL
Jika PHK besar-besaran terjadi, jelas hal itu akan mendongkrak angka pengangguran. Tahun lalu, tingkat penganguran absolut diperkirakan sudah mencapai 8,3% dari jumlah angkatan kerja. Di luar itu ada pengangguran terselubung yakni memiliki pekerjaan namun dengan pendapatan di bawah standar. Nah, jika penganggur absolut dan terselubung itu digabung, syahdan, angkanya bisa mencapai 30% dari jumlah angkatan kerja.Kalau perkiraan tadi benar, maka ini alamat gawat. Sebab, ILO pernah menetapkan batas aman tingkat pengangguran pada satu negara tak boleh lebih dari 20% dari total angkatan kerjanya. Nah, kalau angka itu sampai terlewati, maka bukan saja pemulihan ekonomi yang akan tersendat, tapi negara ini juga berpotensi mengalami ledakan sosial.
KAPAN BADAI KRISIS EKONOMI INI AKAN BERLALU?
Bank Indonesia memperkirakan dampak krisis finansial ke sektor keuangan mungkin bisa selesai dalam 6 bulan ke depan. Namun untuk sektor riil, dampaknya mungkin masih akan terasa hingga 2-3 tahun ke depan. Gubernur BI Boediono mengemukakannya dalam seminar "Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Perekonomian RI" yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Gedung BI, Jakarta, kemarin. Hadir dalam kesempatan tersebut para ekonom dari berbagai universitas. "Kita saat ini di tengah badai, tapi kita tidak sendiri. Tapi kita dengan negara-negara lain di seluruh dunia saat ini menghadapi badai global," jelas Boediono. Dia menjelaskan, setidaknya ada 2 unsur dalam badai ini. Pertama, unsur keuangan dengan kredit yang mengetat dan juga arus likuiditas yang ketat. Kedua, dampak ke sektor riil.Untuk unsur keuangan, Boediono menjelaskan bahwa pemerintahan di berbagai negara mengambil kebijakan untuk melonggarkan likuiditas di negaranya masing-masing. "Tapi mudah-mudahan kondisi ini dalam 6 bulan bisa normal lagi. Oleh karena itu, gangguan likuiditas ini diharapkan bisa melonggar dengan kebijakan-kebijakan yang diambil," ujarnya. Menurut Boediono, saat ini kecenderungan likuiditas devisa adalah ingin 'pulang kandang' ke negara masing-masing dan hal itu sama sekali tidak bisa dikendalikan oleh BI. Kita harus menunggu sampai selesainya gejolak yang terjadi. Tapi kalau likuiditas rupiah bisa kita ciptakan. Tapi kita berharap mudah-mudahan tidak sampai 6 bulan lebih kondisi ini terjadi.Sementara untuk dampak ke sektor riil, Boediono menilai akan lebih lama. "Ini lebih lama karena diperkirakan 2-3 tahun ke depan perekonomian global akan melonggar. Bahkan ada yang minus, sehingga terjadi resesi. Dan mudah-mudahan kita bisa melewati ini dengan baik," imbuhnya lagi.Pemerintah sendiri menjanjikan untuk memberi insentif kepada dunia usaha dalam situasi krisis finansial saat ini melalui SKB 4 menteri guna menjaga momentum perekonomian supaya tetap stabil, selain untuk mencegah pengusaha mem PHK para pekerja secara sembarangan. http://www.lautanindonesia.com/forum/index.php?topic=15293.0
TIPS MENGATASI KRISIS EKONOMI DAN TSUNAMI PHK
LET’ S SAVE OUR NATION, START FROM YOUR SELF
Wajar jika mendengar hadirnya Badai PHK, banyak orang ketakutan menghadapi masa PHK. Tapi jika kita renungkan, setiap yang bekerja sudah tentu akan menghadapi resiko PHK ataw pensiun. Layaknya satu hal yang pasti adalah jika pernah mengalami hidup pasti akan mengalami mati. Begitu juga jika bekerja pasti akan mengalami masa PHK/Pensiun. Lalu apa muasal rasa takut menghadapi PHK (dirumahkan-kebijakan rasionalisasi-perampingan, dll) atau Pensiun (baik pensiun inisiatif sendiri atau karena batasan usia mengacu ke aturan dinas/perusahaan)?. Muasal menjadi takut umumnya dikarenakan kita tidak mempersiapkan diri jauh-jauh hari sehingga saat PHK/pensiun tiba, kita menjadi linglung, bingung, kehilangan pegangan dan orientasi hidup. Indah rasanya jika masa pensiun/PHK juga dimanfaatkan sebagian orang untuk berkarya dan melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan ketika masa bekerja seperti memanfaatkan masa pensiun sebagai peluang baru untuk memulai usaha ataupun kegiatan yang berarti. Mereka mampu menemukan jalan lain menuju pintu kesuksesan yang baru disaat yang lain terhempas badai PHK. Momen PHK atau pensiun bisa di pakai sebagai " Zona Karya". Program Zona Karya adalah jalan tercepat menuju pintu kesuksesan dan kekayaan tanpa batas.
  • Kehilangan pekerjaan memang merupakan sebuah pukulan. Anda boleh mengasihani diri sendiri, meratapinya untuk sesaat. Tapi jangan biarkan hal itu berlangsung terus-menerus. Keluarkan rasa sakit Anda dan setelah itu segera membuat langkah baru. Saat kabar PHK itu Anda terima, tanyakan pada diri sendiri, apakah ini pekerjaan yang benar-benar Anda inginkan sepanjang hidup? Kebanyakan orang yang di PHK pada akhirnya menyadarai kalau sebenarnya mereka tak benar-benar menginginkan pekerjaan yang mereka jalani. Bayangkan jenis pekerjaan apa yang benar-benar ingin Anda lakukan. Mulai petakan bayangan Anda itu guna memulai langkah baru. Lalu buat rencana baru dengan mengacu pada lima atau tujuh tahun yag akan datang. Karir apa yang ingin Anda jalani? Pastikan Anda memulai langkah baru sesuai karir idaman Anda. Yang terpenting selalu tumbuhkan rasa percaya diri, kembangkan pandangan positif dan bersiap memulai hal baru. Jadi jika anda terkena PHK, mari mulailah mencari inovasi dengan memamfaatkan talenta anda yang tersimpan selama ini menjadi potensi keuangan baru. Anda akan menjadi orang yang paling cerdas mensiasati pensiun/PHK. Satu hal yang patut kita ingat, bahwa kita bisa keluar dari terpaan badai krisis asal kita mau kerja keras dan kerja cerdas.
  • Badai PHK bisa saja lama untuk berlalu, badai itu bisa bertambah dengan hujan, dan guntur. Kalau saja rupiah semakin tak berharga-sekarang sudah mencapai level 9,900- harga-harga membumbung, gelombang PHK membesar, bagaimana? Ingat bahwa keadaan sudah, dan tak mustahil akan bertambah, sulit diramalkan. Sementara persoalan-persoalan yang kita hadapi sudah sangat jelas. Dalam waktu dekat, bangsa ini akan menghadapi pesta besar, pesta demokrasi pemilihan calon legislative seluruh Indonesia, dan pemilihan presiden, yang jelas akan menguras uang negara, baca: rakyat yang sangat banyak. Dalam keadaan begini sesungguhnya hanyalah satu yang kita butuhkan: hadirnya seorang pemimpin sejati. Rakyat banyak bisa berbuat apa? Pemimpin adalah seseorang yang dapat menjadi andalan, pemberi arah yang benar, bagi rakyat yang tengah kebingungan ini. Pemimpin adalah seseorang yang dapat menunjukkan kepada kita untuk melakukan ”sesuatu yang benar” dan bukan sekadar menunjukkan kepada kita untuk melakukan ”sesuatu dengan benar”. Dalam tatanan masyarakat yang egaliter, yang hidup masing-masing individu anggota masyarakatnya relatif setara, pemimpin akan datang dan pergi secara biasa. Ada seleksi yang sistematis, alamiah maupun terstruktur dalam mekanisme rutin yang disepakati bersama. Oleh karena itu, masyarakat tak perlu khawatir, bahwa seorang pemimpin sejati akan datang. Mereka yang berprestasi, pantas, dan berkapasitas, akan lahir sebagai pemimpin-pemimpin baru. Karena itu mari kita pakai momentum Pemilu 2009 ini untuk memilih Legeslatif-Eksekutif yang benar-benar punya talenta dan hati nurani yang baik untuk memperbaiki keadaan. Masyarakat jangan mau larut dalam politik uang atau sekterian yang berpotensi menjerumuskan bangsa ini jatuh lebih dalam.
  • Yang mempunyai deposito bertahanlah dengan deposito anda. Jangan ambil uang anda dari bank. Jika anda ikut ikutan mencairkan dana anda maka akan terjadi bank rush dan krisis keuangan akan semakin parah.
  • Yang memiliki saham dan turunannya, jangan menjual saham dan derivasinya. Jika anda ikut-ikutan menjual saham dan turunannya, maka harga saham akan semakin ambruk dan krisis yang terjadi akan menjadi semakin parah.
  • Jangan ikut-ikutan memborong dolar. Jika anda ikut-ikutan memborong dolar, maka harga dolar akan semakin tinggi dan rupiah semakin terpuruk. Harga barang impor akan semakin mahal dan inflasi dalam negeri akan semakin menggila.
  • Jangan panik. Jika anda tidak panik, maka krisis akan cepat berlalu. Perekonomian akan cepat pulih. Harga saham akan cepat rebound. Dolar akan cepat menyesuaikan diri pada kurs yang rasional.Cadangan devisa kita cukup kuat. Jika anda panik dan ikut-ikutan menarik deposito, menjual saham dan memborong dolar, maka anda ikut memberikan kontribusi pada semakin dalamnya krisis di Indonesia. Tetapi tentu ini merupakan pilihan bebas. Tidak ada yang dapat melarang anda. Hati nurani yang bicara. Pilihan yang sulit bagi yang berduit tetapi silahkan memilih.
  • Jika Anda masih mencintai bangsa ini maka ada banyak hal yang bisa Anda lakukan, paling tidak MULAILAH DARI DIRI ANDA SENDIRI..!! , Contoh, Gunakanlah PRODUKSI DALAM NEGERI dalam semua aktivitas hidupmu, dengan langkah ini akan menyelamatkan Sektor Riil, usaha-usaha kecil akan berkembang dan akhirnya kita bisa berdiri tegak dan mengatakan “KITA BISA HIDUP DARI NEGERI KITA SENDIRI”.
  • Langkah kecil lain jangan "demen" mengkonsumsi produk makanan luar negeri, jika anda senang makan Durian tidak perlu durian Bangkok Thailand, cukup durian lokal toh tidak kalah rasanya.Jika senang makan Jagung? Tidak perlulah Jagung Thailand, cukup jagung lokal, tidak perlu makan-makan di outlet2 dengan brand luar negeri, toh ayam kampung kita tidak kalah nikmatnya. Hal kecil ini kadang tidak kita sadari tapi ketahuilah EFEK nya sangat luarbiasa, anda bisa bayangkan jika semua anak bangsa ini berfikiran sama, jika anda konversikan dengan modal yang beputar maka Anda akan kaget dan heran akan dampak yang sangat luar biasa. Yakin dan percayalah dengan cara ini. Krisis ini tidak akan terjadi di sini di BUMI INDONESIA.
  • Gunakan angkutan Massal jika itu anda bisa lakukan, itu akan membantu untuk mengurangi konsumsi energi yang luar biasa yang sebetulnya tidak perlu, disamping mengurangi polusi, jangan lupa disamping krisis keuangan yang berpotensi menjadi krisis Ekonomi kita juga dihadapkan dengan krisis Energy..!! Kenyamanan mungkin belum kita pikirkan sekarang, percayalah bahwa aroma sesaknya penumpang di Angkot dan bus-bus itu masih menimbulkan secercah harapan bahwa sektor riil kita masih bergerak.
  • Berbelanjalah di pasar-pasar tradisional, berdayakan warung-warung kaki lima, percaya atau tidak Ekonomi Kerakyatan terbukti mampu menyelamatkan perekonomian kita.
  • Jika Anda seorang pelaku bisnis maka tolong jangan hanya memikirkan untuk meraup keuntungan pribadi semata-mata hanya dengan memikirkan Import barang-barang murah yang hanya akan menghancurkan produk dalam negeri. Jangan lari dari tanggung jawab dengan membawa lari modal ke luar negeri, ingat menjaga, mengusahakan agar Capital Inflow akan lebih bijkasana dan akan sangat membantu Negeri ini, jangan biarkan capital outflow terjadi itu sama dengan menghancurkan perekonomian Rakyat. (http://asmutaqi.staff.uii.ac.id/2008/11/22/let-s-save-our-nation-start-from-your-self/)
  • Masyarakat untuk tidak segan-segan menggunakan fasilitas yang disediakan negara dewasa ini, seperti dari Badan-Badan Usaha Milik Negara, semisal bank-bank nasional.
  • Penghematan secara Pribadai dan di Keluarga. Mulai dan peliharalah budaya hidup Hemat. Jangan berperilaku konsuntif.
  • Penghematan di perusahaan. Di zaman krisis ini mungkin sebagian besar perusahaan sudah kurang mendapatkan order dari pembeli. Nah, pasti para Bos sedang sibuk menyuruh penghematan di semua aspek operasional kerja perusahaan. Sebab, tak ada Bos yang ingin perusahaannya bangkrut oleh menurunnya order. Bos yang cerdas tahu bahwa penghematan adalah cara terbaik untuk menjaminan kontinyuitas dari operasional perusahaan. Pertanyaannya, apakah Anda-Anda semua telah melakukan perintah si Bos? Kalau Anda semua lalai melakukan penghematan, maka jangan berharap Anda tidak kena PHK. Bila order menurun terus dan manajemen tidak mampu melakukan penghematan disemua aspek operasional perusahaan, maka tidaklah mungkin perusahaan mampu membayar gaji karyawannya. Dan, PHK akan menjadi kisah selanjutnya.Saat Bos menyuruh para karyawan melakukan penghematan total, maka seharusnya Bos terlebih dahulu melakukan penghematan total dalam gaya dan pola hidup pribadi yang lebih sederhana. Bos harus hidup hemat sambil memberi contoh kepada para karyawan. Sebab, Bos adalah panutan yang paling berpengaruh kepada sikap karyawan untuk melakukan penghematan di semua aspek operasional perusahaan.Karyawan akan selalu menunggu sikap Bos dalam memahami penurunan order, serta ingin memiliki gambaran yang jelas dan tegas tentang kebijakan dan rencana perusahaan ke depan. Bagi karyawan, Bos tetaplah memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjadi penunjuk arah yang jelas, agar mereka bisa survive dalam krisis ini dan tidak divonis dengan PHK. Bos yang bijak tidak akan ngotot pada gaya hidup mentereng untuk memamerkan kekuasaan dan kewibawaannya. Bos yang cerdas tahu diri, bahwa di zaman krisis memperlihatkan kemewahan sebagai simbol kekuasaan dan kewibawaan hanyalah akan menjadi bahan olok-olokan orang lain.Bos yang bijak pasti mengurangi pengeluaran-pengeluaran pribadi yang tidak perlu, dan sebelum menyuruh karyawan melakukan penghematan, Bos sudah terlebih dahulu menyuruh keluarga di rumah untuk melakukan penghematan total dalam menghadapi krisis yang ada. Bos yang cerdas tidak sekedar berbicara penghematan sambil ke kantor dengan mobil pribadi yang super mewah, tapi ia akan memperlihatkan penghematan itu dari sikap, perilaku, pola dan gaya hidup sehari-harinya.Bos yang bijak tidak akan menjadikan benda-benda mewah sebagai simbol kekuasaan dan kewibawaan, tapi ia akan menggunakan kesederhanaan sebagai contoh dan keteladanan hidup.Menyuruh berhemat melalui keteladanan berarti mau menghilangkan hak privileges, seperti tidak tinggal di hotel super mewah, tidak menggunakan limo dan jet pribadi, bersedia mengurangi atau memotong gaji sendiri, bersedia menjadi pribadi sederhana yang siap melakukan perubahan untuk menjadikan perusahaan lebih kuat dan kokoh. (http://kecerdasanmotivasi.wordpress.com/)
  • Membangun Basis Pelanggan Setia. Untuk dunia usaha, basis pelanggan setia akan membangun fondasi perusahaan yang kuat dengan tingkat keuntungan yang lebih besar, dan mampu bertahan selama masa sulit seperti apa pun. Loyalitas pelanggan adalah puncak keunggulan kompetitif. Perusahaan yang mempromosikan dan menikmati loyalitas pelanggan pasti lebih stabil daripada perusahaan yang selamanya mencari pelanggan baru dalam berbagai segmen pasar yang tidak jelas.Oleh karena itu, strategi perusahaan untuk membangun basis pelanggan setia, adalah kunci untuk terus berhubungan dengan pelanggan lama sambil mengajak pelanggan baru bergabung ke dalam pelayanan sempurna Anda. Perusahaan wajib membangun fondasi pelayanan berkualitas prima di internal perusahaan, agar para pelanggan menjadi lebih loyal. Untuk itu, miliki fondasi pelayanan yang membuat para pelanggan memiliki rasa puas atas layanan Anda, miliki fondasi pelayanan yang membuat para pelanggan mendapatkan semua kebutuhan dan keinginan mereka secara sempurna, dan miliki fondasi pelayanan yang membuat para pelanggan mendapatkan loyalitas pelayanan dari Anda dalam respon pelayanan berkualitas tinggi. (http://www.ninecorporatetrainer.com/)
  • Untuk anda yang bekerja atau mengelola Perusahaan, tentu bijak jika tidak menyerah begitu saja dengan terpaan krisis global. Langkah bijak dan kreatif layak ditonjolkan. Pihak manajemen perusahaan dan karyawan perlu bersatu untuk melawan krisis. Jangan langsung takluk. Beragam upaya harus dikerjakan. Namun, jika beragam langkah itu sudah dilakukan namun tetap sulit untuk bertahan, maka melakukan PHK adalah pilihan terakhir. Perlu diingatkan bahwa melakukan PHK pun harus hati-hati. Pengusaha tidak boleh sewenang-wenang dalam melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) atau memamfaatkan isu krisis ekonomi global untuk mengambil kebijakan PHK yang iirasional. Perundingan bipartite yang transparan antara manajemen dan pengurus serikat buruh unit perusahaan harus lebih diutamakan. Kondisi yang sulit jangan ditambah runyam hanya karena keegoisan masing-masing pihak. Tidak ada yang lebih baik dari pada kesepakatan dan kebersamaan. Krisis yang dialami bersama, juga harus diatasi dan dihadapi secara bersama. Jika perusahaan melakukan PHK, jangan meninggalkan persoalan lanjutan. Berdasarkan Pasal 151 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, PHK baru sah setelah peradilan hubungan industrial menetapkan. Itu aturannya.Kebijakan manajemen perusahaan untuk mem-PHK karyawannya jangan sampai menabrak aturan dan mekanisme yang ada. Kiranya dengan hati yang bijak dan pikiran cerdas kebijakan pahit ini dilakukan. Hak-hak buruh yang semestinya, haruslah ia dapatkan.Sekali lagi, krisis global memang sudah mengancam kita. Mengancam kehidupan perekonomian kita. Mengancam keberlangsungan sektor industri. Dalam konteks ini, pihak perusahaan menjadi dilematis. Antara mempertahankan keberlangsungan perusahaannya termasuk dengan mempertahankan nasib para karyawannya, atau justru mengurangi faktor resiko dengan melakukan PHK. Krisis keuangan global yang terus melanda bisa menyebabkan Pemutusan. (http://hariansib.com/2008/11/25/phk-jangan-sampai-melanggar-aturan/)
  • Menopang TIPS no. 1-17 adalah perilaku BERDOA dan BEKERJA. Doa adalah bentuk penyerahan diri kita kepada Petunjuk TUHAN.
  • Lakukan hal yang sederhana ini maka Anda akan lihat akibat penyelamatan yang luar biasa. Mari Ikut PEDULI menyelamatkan Bangsa ini.Kita memang sedang mengalami masa sulit, tetapi badai pasti berlalu. Karena itu perlu usaha bersama untuk keluar dari krisis, sehingga pada saat persoalan telah lewat kita akan mendapatkan keadaan yang lebih solid. Jika ini terjadi, maka krisis ekonomi global dan Tsunami PHK di penghujung tahun ini akan mendatangkan makna bagi Bangsa ini. Hadirnya solidaritas sosial. Syalom. (hp)