Thursday, May 05, 2011





Osama bin Laden tewas oleh operasi militer Amerika Serikat di Kota Abbottabad, 100 kilometer utara Islamabad, ibu kota Pakistan. Ini berita besar di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, rakyat bersorak-sorai karena pasukan negara itu telah membunuh seorang bandit besar yang dikejar dengan kekuatan pasukan perang dunia.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan kepada dunia bahwa tewasnya pemimpin Al-Qaeda yang sangat dicari itu adalah kemenangan dunia atas terorisme. Dan, untuk kesekian kali Obama menegaskan bahwa perang terhadap terorisme, khususnya kepada jaringan Osama, bukan perang terhadap Islam.

Benarkah dunia telah memenangi perang terhadap terorisme karena sukses membunuh seorang Osama bin Laden yang diburu selama 10 tahun? Jawabnya, belum. Terorisme telah diyakini sebagai perang dunia baru. Teroris bermunculan dari waktu ke waktu. Yang satu tewas yang lain hadir. 

Osama bin Laden menjadi fenomenal karena kemampuan kaderisasi yang luar biasa pesat dengan dukungan keuangan pribadi yang juga luar biasa. Dia sukses menggabungkan kemampuan finansial dengan frustrasi sosial serta kemuliaan perjuangan jihad. Kemampuan inilah yang menyebabkan pengagum-pengagum Osama bertebaran di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Mereka menganggap Osama tidak saja tokoh perlawanan, tetapi juga ideologi yang menggiurkan.

Berbicara tentang Osama tidak bisa dilepaskan dari pembicaraan tentang Amerika Serikat, negara yang kini dipimpin Obama. Ada hubungan kausal yang kuat antara negara Obama dan Osama.

Osama adalah anak manis yang pernah dibesarkan Amerika ketika mempersenjatai rakyat Afghanistan menentang pendudukan Uni Soviet. Ketika Uni Soviet berhasil diusir, Osama merasa dicampakkan Amerika sehingga berbalik memusuhi negeri Obama.

Rivalitas hebat antara Osama dan negeri Obama kemudian membenarkan tindak kekerasan. Atas nama terorisme atau demi membasmi Osama, negeri Obama membenarkan semua tindakan kekerasan di negara mana saja di dunia ini. Dan, Osama pun sama. Atas nama kebencian kepada Amerika, segala bentuk kekerasan dianggapnya sah.

Permusuhan Osama dan Obama membelah dunia ke dalam polarisasi Timur-Barat yang gawat. Itulah yang menyebabkan banyak orang menyatakan terorisme adalah perang dunia baru.

Terorisme adalah musuh dunia. Terutama karena terorisme membunuh manusia yang tidak berdosa. Akan tetapi, dunia, terutama Amerika, sesungguhnya tidak belajar dari perang terhadap terorisme itu sendiri. Yaitu kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan sampai kiamat. Karena itu, terorisme harus didekati ke pemicunya yang paling utama. Yaitu ketidakadilan, lokal, maupun global, yang menggelorakan frustrasi berkepanjangan.

Ini tugas dunia, terutama Obama yang kini memimpin Amerika yang menjadi jagoan tunggal dunia.