Wednesday, November 25, 2009

Memburu Duit Century




BADAN Pemeriksa Keuangan telah menyelesaikan audit investigasi atas pengambilalihan Bank Century oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan. Inilah peristiwa yang telah menimbulkan spekulasi politik hebat bersamaan dengan kasus Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah.
Antara Century dan Bibit-Chandra terdapat kesamaan. Yaitu ada indikasi rekayasa pemegang otoritas untuk memenuhi kepentingan tertentu atas nama aturan dan hukum.
Bibit dan Chandra direkayasa sebagai tersangka kasus dugaan korupsi kepolisian dan kejaksaan untuk melumpuhkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Adapun Bank Century--sebuah bank kecil dan sedang sakit--direkayasa untuk mengeruk duit negara Rp6,7 triliun demi kepentingan para nasabah dan pemilik melalui tangan-tangan pemegang otoritas di dalam pemerintahan, terutama Bank Indonesia dan Departemen Keuangan.
Dua kasus itu sekarang menjadi misteri. Misteri karena jalan terang telah diselimuti kabut kegelapan. Power telah berperan dalam kegelapan sehingga memunculkan tangan tak terlihat yang membuat publik merasa diperkosa akal sehat dan kejujurannya.





Begitu hebatnya pengaruh invisible hand itu sampai-sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membutuhkan 'dukun' sakti. Tim 8 untuk misteri Bibit dan Chandra dan audit investigasi BPK untuk misteri Century.

Audit BPK sudah dibuka. Temuannya mencengangkan. Sebagian besar kebijakan yang diambil Bank Indonesia dan Departemen Keuangan dalam bailout Bank Century melanggar aturan atau tidak berdasarkan pada undang-undang yang berlaku.
Ada lembaga yang bernama Komite Koordinasi. Lembaga ini belum memiliki dasar hukum, tetapi telah mengeluarkan keputusan. Ada aturan tentang capital adequacy ratio--kecukupan modal--yang dilabrak Bank Indonesia yang seharusnya berpegang pada asas kehati-hatian.

Ada juga dasar hukum bailout yang sengaja diabaikan. Penjaminan yang memenuhi syarat undang-undang hanyalah yang terjadi sebelum 18 Desember 2008 karena masih dinaungi perppu. Akan tetapi, uang penjaminan menggelontor terus setelah 18 Desember sehingga mencapai jumlah total Rp6,7 triliun.
Karena itu, BPK menyimpulkan Rp5,87 triliun dana bailout atau 88,7% melanggar peraturan. Selain itu, pengucuran dana Rp2,8 triliun tidak memiliki dasar hukum. Inilah yang kita sebut misteri Century. Misteri karena ada pelanggaran, tetapi tidak jelas siapa yang bersalah.
Kalau ada wilayah gelap dari audit BPK terhadap kasus Bank Century, wilayah itu berada di tangan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Karena BPK tidak bisa memperoleh data ke mana saja dana itu mengalir.
Demokrasi, hukum, dan kebenaran tidak boleh ada misteri. Karena itu, mereka yang bersalah harus dapat dipersalahkan. Adalah kewajiban Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyingkap misteri Century. Dan juga kewajiban DPR mendorong melalui angket.
Bila terhadap Bibit dan Chandra--walaupun berputar-putar--SBY telah berani memerintahkan penyelesaian di luar sidang, dalam kasus Century SBY diharap berani meminta PPATK membuka aliran dana. Hanya dengan demikian arah perburuan dana Century menjadi terang.


Thursday, September 10, 2009

KPK Luncurkan Sistem Online Pengaduan Tindakan Korupsi (KPK Menjamin kerahasiaan Data Palapor)



Mungkin anda sama dengan saya yang sudah "gerah" melihat budaya korupsi, secara khusus korupsi yang dilakukan Pejabat Negara/pejabat Publik. Betapa tidak, segelintir orang yang dibayar oleh rakyat ternyata menyalahgunakan jabatannya untuk memperkaya diri dan mempertontonkannya di khalayak (bnk. kasus Bank Century). Dan uniknya banyak masyarakat bisa di kaburkan sudut pandangnya melihat orang2 yang memperoleh kekayaan dengan tidak jujur tersebut. Sehingga acap kali perlakuan di ruang publik seperti jalan raya, komunitas marga dll, yg membedakan perlakuan berdasarkan harta dan jabatan. Padahal belum tentu ybs mendapatkan hartanya itu secara halal, bisa saja hartanya itu adalah hasil berbagai korupsi seperti penggelapan asset negara, mark up, pungli, pemerasan, dan aktifitas lainnya yg termasuk kategori korupsi.
Sebagai kaum muda dan orang-orang yang memiliki kesadaran pencerahan, kita harus membongkar paradigma dan sudut pandang itu. Dan kita juga diajak untuk membongkar tabir korupsi. Korupsi secara jelas adalah kejahatan terhadap kemanusiaan, karna banyak rakyat dan kepentingan umum yang di rugikan oleh sang pelaku korupsi. Karena itu adalah kewajiban orang beriman untuk mencegah dan membawa orang pelaku korupsi ke meja hijau untuk mempertanggung jawabkan dosanya. Walaupun lembaga KPK sekarang tengah dilanda beberapa tantangan, tetapi kita harus mendukung KPK secara amanah Institusi. Jangan pernah takut melawan dan membongkar tabir korupsi, karena kesadaran anti korupsi itu telah mengglobal. Karna itu mari bersatu!!. Bukan kita yang seharusnya takut membongkar korupsi, melainkan pelaku korupsi itulah yang harus kita buat ketar ketir dunia akhirat sehingga ada pertobatan dan penebusan kesalahan buat yang bersangkutan. Dan efek dominonya, maka orang yang diperhadapkan kepada peluang korupsi tentu akan berpikir dua kali untuk melakukannya. Meng-hermeneutikakan Alkitab, Pemberantasan Korupsi harus diartikan sebagai bagian Buah Roh, sebagai tugas garam dan terang, dan sebagai fungsi orang percaya sebagai imamat yang rajani.  

Mengenali Jenis-Jenis Korupsi
Abdullah Hehamahua dalam Artikelnya WAJAH PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA HARI INI yang dimuat dalam website KPK mengatakan bahwa salah satu sebab mengapa korupsi sukar diberantas karena baik pemerintah maupun anggota masyarakat kurang memahami dan mengenali secara baik, jenis-jenis korupsi dan kiat dari para pelakunya. Untuk itu memang perlu suatu gerakan pencerahan pada masyarakat tentang apa-apa saja yang termasuk dalam kategori korupsi.
Membantu pemahaman kita tentang lingkup korupsi, berikut ini beberapa jenis korupsi yang sering terjadi dalam masyarakat dan birokrasi yang saya kutip dari paper bung Abdullah Hehamahua ( http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=1209 )  : Suap, Hadiah, Pemerasan, Pungli, Mark Up, Transaksi rahasia, Hibah (yang tidak sesuai dengan syar’i), Penggelapan, Menghianati amanah, Melanggar sumpah jabatan, Kolusi, Nepotisme, Penyalah-gunaan jabatan dan fasilitas negara.

KPK MELUNCURKAN SISTEM PELAPORAN ONLINE ( KPK MENJAMIN KERAHASIAAN IDENTITAS PELAPOR)

Saudara se Visi, kita awal September ini mendapat angin segar yang baik dalam melawan korupsi. KPK telah meluncurkan sistem pelaporan online. Jika anda pernah menyaksikan atau mengetahui adanya sebuah tindakan atau perilaku korupsi di sekitar anda, laporkan saja secara online segera ke Komisi Pemberantasan Koruspsi (KPK). Melalui sistem laporan online, KPK akan menjamin kerahasian pelapor.
Dalam salah satu siaran media, saya kutip disampaikan bung M Jasin : "Dengan cara seperti ini, KPK berharap partisipasi masyarakat dalam memberantas korupsi dapat meningkat pesat. "Sistem ini bisa melaporkan dengan mudah dan sangat aman," kata wakil ketua KPK M Jasin di Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Selasa (2/9/2009). Ide ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2007, hanya saja baru bisa diresmikan saat ini. Menurut Jasin, partisipasi masyarakat dalam melaporkan korupsi memang sudah sangat tinggi. "Ada sekitar 5.841 aduan yang berhubungan dengan korupsi sejak KPK berdiri," kata Jasin. Cara melaporkan melalui sistem ini cukup mudah. Cukup buka akun melalui website KPK, kita akan mendapatkan kotak komunikasi rahasia. Isilah daftar pertanyaan di dalam kotak yang sudah disediakan. Akun tersebut juga dapat membuat KPK berkomunikasi dengan pelapor. Tidak hanya itu, pelapor juga dapat mengetahui kemajuan laporannya. KPK sudah mengantisipasi adanya laporan iseng yang nantinya akan masuk. "Ada panduan dari pertanyaan yang bisa ngejamin laporan tersebut bisa diproses," jelasnya lagi. Dengan sistem ini, KPK juga dapat langsung menindaknya. Sebagai contoh, jika memang tepat waktu, KPK dapat saja menangkap tangan koruptor. ( http://zonsnews.blogspot.com/2009/09/kpk-luncurkan-sistem-online-pengaduan.html )
Jadi dengan dibukanya sistem pengaduan online ini, mari kita dukung KPK dengan memberikan informasi yang kita ketahui perihal tindak pidana korupsi. Jika ada kawan sekerja kita, bos di kantor/pejabat negara, mantan bos anda/mantan pejabat negara, atau pejabat publik di tempat tinggal kita yang terindikasi korupsi, mari laporkan ke situs ini. Tapi ingat, setiap pengaduan hendaknya di lakukan dengan informasi sejujurnya, tidak direkayasa untuk mempermalukan, sehingga pengaduan itu tidak bersifat fitnah. Setiap pengadu hendaknya tetap berlandaskan kebenaran.   
Jika Rekan sekalian ingin melaporkan dugaan korupsi silahkan KLIK :  https://www.bkms-system.net/bkwebanon/report/clientInfo?cin=kpk1116&language=ind

Berikut cuplikan beberapa keterangan dari SITUS pengaduan online KPK dimaksud.


Selamat datang di Sistem Monitoring On-Line KPK.
Sistem ini merupakan sarana bagi masyarakat untuk memberikan pengaduan dugaan tindak pidana korupsi dan juga apresiasi terhadap kinerja instansi pemerintah dan pegawainya dalam melakukan pelayanan publik.
Peran Serta Aktif Dalam Melawan Korupsi
Peran aktif kita sangat diharapkan dalam pemberantasan korupsi di negara ini, demi mewujudkan Indonesia yang bebas dari korupsi. Jika kita mengetahui adanya dugaan tindak pidana korupsi, segera laporkan kepada KPK. Kita juga perlu memberikan apresiasi terhadap instansi pemerintah dan pegawainya yang telah melakukan pelayanan publik dengan baik.
Tidak perlu khawatir dan ragu. Undang-undang telah memberikan hak dan melindungi kita untuk melakukan pelaporan ini. KPK menjamin kerahasiaan identitas, selama pelapor tidak mengungkapkannya. Anda dapat memantau perkembangan laporan anda dengan membuka kotak komunikasi rahasia tanpa khawatir identitas Anda akan diketahui oleh siapapun.
Karena itu, tunggu apalagi. Sekaranglah saat yang tepat untuk ambil bagian dalam menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran akibat korupsi.
Lihat! Lawan! Laporkan!

Mengapa Kita harus melaporkan dugaan korupsi?
Korupsi telah menyebabkan kerugian luar biasa bagi bangsa ini. Jika kondisi ini dibiarkan, maka cita-cita luhur bangsa untuk mensejahterakan rakyat Indonesia akan sangat sulit untuk dicapai. Yakinlah, bahwa tanpa korupsi, negara ini akan jauh lebih baik. Karena itu, korupsi harus dilawan bersama-sama.
Peran serta masyarakat merupakan elemen terpenting dalam pemberantasan korupsi. Tanpa dukungan Anda dan segenap masyarakat Indonesia lainnya, segala upaya pemberantasan korupsi tidak akan berjalan secara efektif. Karena itulah, Undang-undang memberikan hak dan perlindungan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemberantasan korupsi.
Salah satu bentuk dukungan itu adalah dengan melaporkan dugaan tindak pidana korupsi dan juga tindakan anti-korupsi yang terjadi di sekeliling Anda kepada kami. Dengan melakukan hal tersebut, maka Anda telah mengambil bagian penting dalam upaya perjuangan bangsa ini melawan korupsi.

Apakah yang akan dilakukan KPK untuk menjamin keamanan kami sebagai Pelapor?
Undang-undang dengan sangat tegas dan jelas telah mengamanatkan kepada KPK untuk melindungi setiap pelapor, dan selama ini kami telah melaksanakan amanat tersebut secara profesional dan konsisten. Kami melakukannya karena kami sadar betapa pentingnya peran serta Anda dalam pemberantasan korupsi.
Kami menjamin kerahasiaan identitas Anda sebagai pelapor. Bahkan, jika memang diperlukan, kami akan bekerjasama dengan pihak yang berwenang untuk memberikan pengamanan fisik terhadap Anda dan keluarga. Semua jaminan keamanan tersebut dapat kami lakukan selama Anda tidak mempublikasikan identitas Anda sebagai pelapor.
Untuk pelaporan tindak pidana korupsi dengan kerugian negara dibawah Rp 1 milyar, KPK akan berkoordinasi dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku. Koordinasi laporan tersebut akan diinformasikan kepada pelapor.

Langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan dalam pelaporan ini?
Apabila anda ingin mengirimkan pengaduan klik tombol "Kirim Pengaduan atau Memberikan Apresiasi" yang terdapat pada kiri atas dari halaman informasi.
Proses pengaduan dan apresiasi ini terdiri atas empat (4) tahapan yaitu
Pertama, Anda akan diminta untuk membaca informasi yang berkaitan dengan keinginan anda untuk mengungkapkan atau tidak identitas anda, melalui berbagai tahapan konfirmasi yang akan membimbing anda.
Pada halaman selanjutnya, Anda diminta untuk mengisi Judul/topik dari pengaduan anda.
Pada halaman pengaduan, agar dijelaskan dengan bahasa Anda sendiri mengenai kasus yang dilaporkan, maksimal sebanyak 4096 huruf/karakter yang ukurannya sebanding dengan halaman kertas A4. Anda juga diharapkan untuk mengirimkan file (attachment) dengan ukuran maksimum 2 Mb sebagai lampiran pendukung pengaduan Anda. Tolong diperhatikan bahwa dokumen elektronik yang anda kirimkan kemungkinan akan memuat informasi mengenai identitas diri anda, sehingga identitas anda mungkin dapat terungkap. Setelah anda mengirimkan pengaduan Anda, Anda akan menerima nomor pengaduan sebagai bukti pengaduan Anda ke KPK.
Anda dapat terus berkomunikasi dengan KPK dan memantau perkembangan pengaduan Anda dengan membuat Kotak komunikasi rahasia. Pembuatan kotak komunikasi memerlukan user id dan password yang harus anda simpan dengan baik. Jawaban dari sejumlah pertanyaan, dan pemberitahuan mengenai status perkembangan dari pengaduan dapat anda terima melalui kotak komunikasi rahasia tersebut.
Apabila anda telah memiliki kotak komunikasi rahasia, anda dapat mengakses halaman kotak komunikasi rahasia Anda secara langsung melalui tombol “Login”. Dalam hal ini Anda harus merespon terlebih dahulu halaman konfirmasi.
Sepanjang Anda tidak mengisi data-data yang akan mengarah pada pengungkapan identitas Anda, System Monitoring Online KPK akan melindungi status “Anonim” Anda melalui teknologi pemrosesan perlindungan data kami.
Kami tidak akan menyebarkan informasi pribadi anda sebagai “whistleblower”, hanya kasus yang Anda laporkan yang kami buka. Kemungkinan identitas Anda terungkap akan diupayakan seminimum mungkin untuk mencegah kerugian Anda.
Bagaimana saya dapat berkomunikasi dengan KPK dengan tetap merahasiakan identitas saya?
Prinsip paling utama dari prosedur sistem online ini adalah untuk melindungi status anda sebagai pengadu/pelapor yang tidak ingin diungkap. Dalam sistem ini, perlindungan pelapor dengan menjaga kerahasiaan identitas pelapor ini telah disertifikasi.
Pada saat Anda melakukan pengaturan pada kotak komunikasi rahasia, Anda dapat menggunakan nama samaran dan kode rahasia Anda sendiri. Pengaduan anda akan disimpan secara rahasia dan tanpa diketahui identitasnya melalui metode enkripsi dan prosedur pengamanan khusus. Anda tidak akan pernah ditanyai mengenai informasi pribadi. Sepanjang Anda tidak memasukkan data-data yang dapat mengarahkan pada suatu kesimpulan mengenai identifikasi identitas Anda, informasi pribadi Anda tidak akan terungkap.
Anda dapat meningkatkan perlindungan/proteksi untuk menjamin kerahasiaan identitas Anda dengan menggunakan PC/Laptop di tempat umum (contohnya melalui kafe internet). Meskipun menggunakan PC pribadi identitas anda tetap tidak terlacak. Melalui kotak komunikasi rahasia, KPK akan memberikan respon yang berkaitan dengan status pengaduan anda dan akan melakukan konfirmasi kepada anda, apabila pengaduan anda dirasakan kurang memenuhi bukti permulaan yang cukup.
Terima kasih anda telah meluangkan waktu untuk berpartisipasi aktif dalam melawan korupsi di Negara ini!
Lihat! Lawan! Laporkan!

Monday, August 03, 2009

JANGAN MENCEGAH TEROR DENGAN TEROR

Bom meledak lagi. Di tempat yang sama lagi, dan satu tempat lain. Enam tahun lalu di Hotel JW Marrriot, membunuh 11 orang dan membuat luka 152 orang. Kini di JW Marriot dan Ritz-Calton, sembilan tewas dan 53 luka-luka (data terakhir). Sebelum itu, pada 2000, di kediaman Duta Besar Filipina, dua orang tewas dan 21 orang luka-luka (termasuk sang duta besar). Bom terus diledakkan, ratusan korban juga tewas dan luka-luka: di Gedung Bursa Efek Jakarta (tahun 2000); di beberapa kota (2000); di diskotek Sari Club dan Paddy’s, Bali (2002); di restoran McDonald’s, Makassar (2002); di Bandara Soekarno-Hatta, Banten (2003), di kawasan Kedubes Australia, Jakarta (2004), dan di restoran Raja’s dan Nyoman Cafe, Bali (2005).
Sudah sedemikian riskankah hidup di zaman kini? Kemampuan manusia terus bertambah karena perkembangan rasionya. Hidup menjadi lebih mudah ketika sains dan tekonologi sebagai buah rasio membuat manusia mampu mengendalikan alam. Tapi seketika itu pula paradoks muncul: hidup pun penuh risiko. Kemampuan rasio manusia juga yang menghasilkan bom dan nuklir. Kemampuan yang sama pula yang membuat lingkungan alam rusak.Kita tampaknya harus terbiasa atau membiasakan diri hidup dalam risiko. Sewaktu-waktu perang nuklir bisa terjadi, sewaktu-waktu pula bencana alam bisa datang. Semua karena ulah manusia. Di tangan manusia, potensi rasio bisa menjadi berkah tapi juga bencana.
Maka, soal bukan semata terletak pada menggenjot habis kemampuan rasio pada batas terakhirnya. Manusia juga perlu membentuk sistem dan dunia kehidupan yang mengandaikan etika agar rasio bisa dikendalikan untuk tujuan kemaslahatan bersama.Pemimpin dan elite pada lapisan dan bidang manapun, dalam konteks ini, memiliki posisi strategis. Pada mereka digantungkan harapan pembentukan nilai dan etika agar sistem dan dunia kehidupan itu berdiri kokoh. Reaksi tak terukur dan terkesan panik justru kontraproduktif. Di bawah gelap kehidupan yang penuh risiko kini, rakyat membutuhkan terang dan kepastian. Pada pemimpin dan elite yang memerintah mereka berharap.
Dalam ketidak-pastian, ketidak-tahuan, dan keraguan yang mudah muncul secara spontan adalah spekulasi. Ini mestinya menjadi sikap rakyat karena ini amatir. Pada pemimpin dan elite yang diharapkan adalah sikap tenang dan profesional. Pemimpin dan elite negara tak semestinya malah membuat panik dan kisruh dengan pernyataan yang spekulatif. Pemimpin harus berada di depan, karena itu tidak pantas panik dan marah.Kita berharap apa, siapa, bagaimana, dan kenapa bom di JW Marriot dan Ritz-Calton itu meledak dan diledakkan segera terkuak. Dengan begitu menjadi teranglah apa sesungguhnya yang sedang terjadi di negara kita yang konon oleh penguasa sering disebut ada pada jalur yang benar. Kalau benar, kenapa ada orang marah dan meledakkan bom di mana-mana untuk mengekspresikan aspirasi dan kepentingannya?Kita justru melihat fenomena yang sebaliknya di masyarakat bawah. Bom yang baru saja meledak itu tak membuat mereka panik dan takut. Hotel dan mal tetap saja banyak pengunjungnya. Di jejaring perkawanan Facebook malah banyak kita temukan pernyataan yang mengindikasikan ketenangan: peristiwa itu dikomentari dengan penuh canda, meski satu-dua bernada kutukan. Artinya? Rakyat percaya pemimpin dan elitenya serta penegak hukum mampu (atau tidak mampu?) mengungkap dan menangkap pelaku dan dalang teror bom itu. Maka: (tinggal) laksanakan!
Iskandar SiahaanKepala Penelitian dan Pengembangan Liputan 6
Dalam hitungan menit setelah kejadian, peristiwa pemboman Ritz Carlton dan Marriot telah tersebar ke seantero jagad. Sesuatu yang mustahil terjadi 15 atau 20 tahun lalu. Perkembangan internet, alat komunikasi dan media elektronik memungkinkan pertukaran informasi yang begitu cepat, hingga dunia menjadi terasa sebagai sebuah desa alih-alih terdiri atas 5 benua.
Namun dalam konteks terorisme, apa kecepatan informasi ini selalu menguntungkan? Sebelum pertanyaan itu terjawab, kita perlu terlebih dahulu mengasumsikan tujuan para pelaku teror.Menurut www.dictionary.reference.com, teror diartikan sebagai “cause of intense fear or anxiety” atau sesuatu yang mampu menyebabkan perasaan takut dan kecemasan yang sangat.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pelaku teror menghendaki tingkat ketakutan maksimal sebagai ukuran keberhasilan misinya. Skala ketakutan yang melampaui wilayah dimana operasi teror itu dilakukan. Semakin luas wilayah jangkauan kepanikan, semakin baik buat mereka.
Dengan segala kemajuan perangkat komunikasi seperti sekarang, maka terorisme pun menemukan media penguat amplitudo teror yang belum pernah terjadi sebelumnya. Orang di pelosok Kalimantan bahkan Papua, sangat mungkin turut merasakan takut dan tidak aman, padahal mereka tinggal ribuan kilometer dari pusat peristiwa langsung.
Semakin banyak dibicarakan, semakin merasuk pengaruh teror ke sela kehidupan pribadi-pribadi. Semakin diperbincangkan, peluang para pelaku untuk menebarkan rasa was-was semakin terbuka. Semakin digosok, akan semakin sip buat pelaku terror.
Kemajuan teknologi jelas tidak bisa dinafikan, tidak mungkin menutup kanal televisi atau memblokir internet untuk membendung penyebaran berita teror. Membahas dan menelaah suatu peristiwa teror pun tidak mesti jadi harus dilarang.
Jika satu peristiwa teror terlanjur terjadi, usaha pemulihan kondisi dan kepercayaan masyarakat merupakan hal mendasar yang perlu dilakukan. Upaya kontra-teror harus segera digalang untuk meredam efek teror.
Pemerintah yang tanggap dan bergerak cepat akan menjadi obat peredam yang mujarab dan diharapkan mampu memberikan rasa aman dan percaya kepada masyarakat. Karena efek teror yang umumnya juga mengimbas sektor lain, kerja sama kompak lintas bagian dan departemen menjadi amat diperlukan. Selain itu, pihak berwenang juga harus mampu menahan diri untuk tidak mengeluarkan pernyataan yang bersifat spekulasi yang dikhawatirkan malah semakin memperburuk suasana ketidakpastian
Namun sebaik apapun semua upaya, ini tergolong tindakan reaktif. Artinya, upaya-upaya ini diambil setelah tindak teror terjadi. Padahal, seperti kata bijak yang sering kita dengar, mencegah akan lebih murah dan efektif dibanding mengobati. Sebagai salah satu langkah pencegah, kultur subur pencetus terorisme seperti radikalisme agama, kesenjangan kaya-miskin yang amat sangat, tingkat pendidikan yang masih rendah, mesti dikikis habis. Selain itu, pengawasan yang dilakukan masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya juga akan jadi cara jitu untuk deteksi dini upaya terorisme. Semoga tak ada lagi teror yang terus berulang. Damai selalu Indonesiaku.[]

Friday, June 19, 2009

JANGAN TAKUT !!

REFLEKSI DARI KITAB Yesaya 41 : 14 – 20 Bacaan : Mazmur 107 : 33 - 43 Telah diterbitkan dalam buku Kumpulan Khotbah Sekretariat Bersama United Evangelical Mission 2009.
“JANGAN TAKUT !” PENGANTAR
Ketakutan adalah suatu kondisi emosional dan batiniah manusia yang muncul sebagai reaksi terhadap suatu keadaan dari luar dirinya yang mengancam ketenangan, kemapanan dan kehidupan sendiri. Seseorang menjadi takut bilamana ancaman dari luar itu membahayakan jiwanya sedangkan dirinya sendiri tidak memiliki kemampuan untuk menangkal bahaya itu. Rasa ketakutan berpotensi dimiliki semua manusia termasuk secara kolektif seperti suatu bangsa. Pada konteks nats, Israel, bangsa pilihan Allah mengalami rasa takut yang disebabkan penindasan dan pembuangan yang dialaminya membahayakan kehidupan, baik kehidupan setiap individu maupun kehidupan kolektif sebagai suatu bangsa. Bahaya itu bukan saja berwujud kematian badani setiap orang israel, melainkan juga kematian kolektif Israel sebagai suatu bangsa.
Dalam Kitab Yesaya bagian kedua ini, pembuangan sebagai sumber ketakutan itu dilukiskan sebagai seeokor naga purba/Rahab (bnd. Yes. 51 : 9-10), lambang kuasa chaos yang menakutkan yang akan memangsa dan menelan habis seluruh eksistensi Israel sebagai suatu bangsa. Dihadapan ular raksasa (naga) itu, Israel hanyalah seekor “cacing” dan seekor “ulat” kecil saja (41:14), maka adalah kewajaran jika ada rasa takut. (bnk. 141-142 Teologi Kemerdekaan : Suatu Ontologi Oleh Marthinus Th. Mawene, http://books.google.co.id/books).
PEMBAHASAN NATS DAN RELEVANSI 1. JANGANLAH TAKUT Pernahkah kita memperhatikan seekor cacing atau ulat. Baik cacing atau ulat yang menjijikkan atau yang biasa. Binatang itu kecil dan lemah. Tidak berdaya dan lemah. Cacing selalu menggeliat tragis, gelisah dan tidak mempunyai kesanggupan mempertahankan diri dari setiap bahaya yang mengancam. Tanpa ada yang menolong, si cacing akan mati dan kepanasan. Si ulat akan mati terinjak-injak.
Menghadapi “ular naga” penindasan, penjajahan dan pembuangan yang amat mengancam eksistensi Israel sebagai ciptaan dan bangsa pilihan Allah, kepada si cacing dan si ulat kecil ini TUHAN bersabda : Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Mengapa ? Akulah yang menolong engkau(14). Syair ini merupakan Janji Keselamatan/janji pertolongan Allah kepada umatNya yang berkeluh kesah didalam permbuangan utk berbicara kedalam hati Israel. Secara garis besar disampaikan bahwa Allah tidak meninggalkannya, Israel akan menerima pertolongan tanpa berbuat apa-apa. Ayat ini juga meyakinkan Israel bahwa Allah sendiri yang adalah Khalik dan Pemimpin Sejarah yang akan melindungi umatNya dan menyelamatkan dan membebaskan mereka “si ulat dan cacing”, lepas dari kekuasaan “si naga” itu. Ia akan membebaskan mereka keluar dari perbudakan dan kembali mengikat perjanjian dengan mereka. Begitulah kasih setia Allah yang telah nyata dalam sejarah bangsa Israel. Keadilan berkaitan erat dengan cara Allah bertindak didalam dunia untuk menyatakan kedaulatanNya.
Dewasa ini, gambaran ketakutan akibat ancaman “Naga” itu dapat diartikan dalam bentuk ketakutan manusia akan keadaan cengkraman “Naga monopoli ekonomi”, rakyat tidak berdaya atas tekanan ekonomi (harga yang melambung tinggi sedangkan pendapatan yang sangat terbatas), ketakutan terhadap “Naga pengangguran”, “Naga terorisme”, “Naga ormas atau komunitas anarkis yang mengancam hak menjalankan ibadah”, “Naga penyebarluasan Narkoba dan HIV AIDS”, dan pergumulan hidup lainnya yang membuat ketakutan, ancaman, karena ketidaksanggupan kita menghadapi. Kita lantas bisa berefleksi siapakah ulat dan cacing kecil dalam hal ini? Mereka adalah rakyat kecil yang tidak korup, mereka adalah orang yang setiap pada TUHAN hingga tidak ikut-ikutan korup di pemerintahan dan swasta yang akhirnya dikucilkan dan tidak diberi “job”, mereka adalah kaum minoritas yang terjepit oleh kepentingan dan arogansi kaum mayoritas yang merubah diri menjadi moster, mereka adalah warga negara yang karena agamanya dianggap warga negara kelas dua, dan mereka adalah yang oleh karena kebenaran di marginalkan. Semua kondisi ini membelit dan mengancam eksistensi mereka secara pribadi atau kolektif. Mereka menjadi takut sebab ternyata mereka tidak mempunyai kekuatan apa-apa melawan Naga itu. Mereka ibarat seekor cacing atau ulat kecil yang demikian lemah dan ketakutan dihadapan naga yang mengancam mereka. Siapakah yang melindungi dan mendampingi mereka ? Tuhan menjadi harapan dan pemberi janji pasti ditengah banyaknya bualan politik-dan solusi palsu saat ini. Inilah kekuatan kaum hina dina, inilah kekuatan kaum rendah hati dan lemah, inilah kekuatan semua orang kecil dan dianggap kecil, dan lemah, inilah kekuatan kaum yang dimiskinkan dan dikelas duakan. Sabda Tuhan yang disampaikan ribuan tahun lalu berlaku : “Jangan lah takut hai si cacing kaum minoritas, Janganlah takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat yang termarjinaliasi! Akulah yang menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang Mahakudus, Allah Minoritas. Demikian kita diajak membaca ulang Nats ini dalam konteks kita, hingga nats ini sangat relevan dimana banyak orang dalam cengkraman “naga” dikuatkan dengan sabda Tuhan ini. Jemaat diajak membaca ulang nats ini dalam konteks kehidupan masing-masing. Berbahagialah mereka yang Gunung Batunya adalah Tuhan. Tuhan berjanji akan melepaskan kita dari ketakutan, karena itu yang pertama mari kalahkan rasa takut. Siapa takut ? Diperlukan keyakinan dan kesabaran didalam sejarah akan penggenapan firman Tuhan ini. Tuhan akan tampil sebagai pembebas dari cengkraman teror, krisis ekonomi, dan keanarkisan.
Menjadi orang kecil saja belum menjadi otomatis akan perlindungan Allah ini. Menjadi orang tersisih dalam birokrasi saja belum menjadi analog dalam ideal ini. Menjadi kaum minoritas yang selalu dimusuhi dan di marginalkan saja belum dapat dikatakan “kaum yang rendah hati dan lemah”, yang mendapat perlindungan Tuhan. Ada moralitas dasar yang haruis dijadikan acuan hidup. Dan itu adalah ketaatan kepada Tuhan dan perintahNya, hidup dalam kebenaran dan kesetiaan Tuhan. Kaum yang tetap berpegang pada kebenaran Injil ditengah suatu masyarakat yang sakit dan alami degradasi moral./ Inilah yang menmbuat mereka eksis dan tetap ada dalam kemelut hidup yang berat. Siapakah diantara kita yang dapat berdiri dihadapan Allah yang Maha Kudus ini. Kudus dalam arti kebenaran dan kesetiaan. (bnk. Teologi Kemerdekaan : Suatu Ontologi... Oleh Marthinus Th. Mawene, hlm 144, http://books.google.co.id/books)
2. KEHIDUPAN YANG LUAR BIASA JIKA DIPAKAI OLEH TUHAN
Dengan kuasa Allah, Israel yang diibaratkan sebagai “ulat dan cacing” dapat di pakai Allah untuk melakukan sebuah pekerjaan yang luar biasa. Nats dalam ayat 15-16 berkata bahwa mereka diibaratkan akan dijadikan papan pengirik yang tajam dan baru, dan akan mengirik gunung-gunung dan menghancurkannya, dan bukit-bukit pun akan mereka buat seperti sekam, lalu menampi mereka, hingga angin akan menerbangkan dan badai akan menyerakkan gubung-dan bukit sebagai gambaran musuh-2 Israel. Dalam TUHAN Allah, Israel akan akan bersorak-sorak di dalam TUHAN dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel. Nats ini memiliki kesejajaran dengan Matius 17 : 20, dimana Tuhan mengajar bahwa kalau aku mempunyai iman biji sesawi, maka gunung-pun akan pindah. Namun, perlu dimengerti, bahwa dengan kuat kuasa, petunjuk, perlindungan dan pertolongan-Nya (dan bukan dengan kuat gagah manusia), umat percaya adalah yang harus mengirik gunung-gunung tersebut. Ini berarti bahwa umat percaya juga harus terlibat dan bekerja dengan rajin dan tekun dalam proses "peleburan" gunung-gunung ini. Jadi bukan seperti sulap. Umat percaya harus tetap semakin giat berdoa dan bekerja untuk menghasilkan perubahan kearah yang lebih baik.
3. KEBERADAAN ALLAH MENGENDALIKAN KEHIDUPAN DAN SEJARAH Ayat 17 menggambarkan keberadaan Israel sebagai Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan; Untuk realitas ini Firman Tuhan menjawab bahwa TUHAN akan menjawab kebutuhan mereka, dan Tuhan Allah tidak akan meninggalkan dan membiarkan umatNya. Disampaikan diayat 18-19 : “Aku akan membuat sungai-sungai memancar di atas bukit-bukit yang gundul, dan membuat mata-mata air membual di tengah dataran; Aku akan membuat padang gurun menjadi telaga dan memancarkan air dari tanah kering. Aku akan menanam pohon aras di padang gurun, pohon penaga, pohon murad dan pohon minyak; Aku akan menumbuhkan pohon sanobar di padang belantara dan pohon berangan serta pohon cemara di sampingnya.” Atas kesengsaraan Israel dan kebutuhan akan air, TUHAN tidak hanya memberikan mata-mata air yang melimpah tetapi juga menyiapkan ekosistem yang lebih kondusif, alam yang asri sehingga kualitas kehidupan Israel semakin terjamin baik. Ia memperhatikan dan pertolongannya tepat waktu dan tepat sasaran.
Dikaitkan dengan Perjanjian Baru, ketika manusia sengsara akibat dosa, kekeringan rohani dan terancam beroleh maut sebagai upah dosa, maka TUHAN Allah mengambil inisiatif membebaskan manusia dari dosa dan bukan hanya itu, melainkan memberikan kehidupan surgawi dan duniawi yang luar biasa bagi umatNya yang setiap pada imannya. Dalam psikologi pembandingan antitetis, orang tak akan sanggup secara optimal membayangkan kebesaran Allah, kecuali ia menyadari kekerdilan dirinya. Tak sanggup menyadari kemuliaan Allah, kecuali ia melihat kehinaan dirinya. Tak sanggup memahami penebusan Kristus, kecuali ia merasakan kepahitan dosanya. Sebenarnya Nats menempatkan dengan dramatis pengakuan akan kerendahannya bagaikan cacing dihadapan Allah yang Maha Besar. Yang telah menebus manusia di kayu salib, di mana Yesus sudi dan rela menyerahkan nyawa bagi makhluk yang amat sangat rendah seperti dirinya. Di hadapan pengurbanan Kristus di kayu salib, yang begitu mengharukan, rasanya tiada celah bagi pendosa untuk mengagungkan diri sendiri. Nats bisa di relevansikan membawa pengosongan diri dari segala arogansi insaninya. Dalam pengosongan diri inilah, tak ada hak kita untuk mengambil kemuliaan dan hormat bagi diri sendiri, seperti yang sering dilakukan orang. Terlalu malu untuk melakukan tindakan tersebut. Penebusan Kristus di kayu salib harus melenyapkan segala kecongkakan diri dan menumbuhkan rasa kerendahan di hadapan Allah, ibarat cacing dan ulat. Cacing adalah makhluk hina, rendah dan tak berharga. Namun melalui pertolongan Allah yang kudus, melalui pergorbanan Yesus Kristus, kita berharga dan menerima jaminan keselamatan dan memiliki hidup yang kekal.
4. TANGAN ALLAH YANG MENGENDALIKAN SEJARAH KEHIDUPAN - PENUTUP
Ayat 20 menunjukkan perbedaan di antara konsep tangan Tuhan dan Tuhan Mahakudus Allah Israel yang menciptakan. Terdapat dua Identitas yang hadir di sini. Penggunaan istilah dan sesungguhnya menggabungkan dua “Nama”. Ia tidak merujuk kepada dua sifat keperibadian bagi dua orang. Teks ini menunjukkan bahawa tidak ada Allah sebelum atau selepas Allah yang Maha Tinggi.
Nats mempunyai makna akan keMaha Kuasaan Allah yang membuat-menciptakan – mengendalikan semuanya. Tangan Allah mengendalikan semua kehidupan dan Yang Maha Kudus lah yang menciptakan semuanya. Bisa saja secara individu diantar jemaat ada yang sedang menghadapi masalah yang datang bertubi-tubi, misalnya orang yang kita cintai pergi untuk selamanya. Seringkali timbul dalam hati pertanyaan mengapa tangan TUHAN mau melakukan semuanya ini? Sering timbul kepahitan dalam hati kita mempertanyakan keadilanNya. Ini menunjukkan manusia yang tidak terima posisinya sebagai manusia. Dan dalam banyak kasus kita ingin menjadi Tuhan. Kita sering kali tidak terima dengan banyaknya masalah yang sedang kita hadapi. Ketika Tuhan memanggil orang yang kita cintai seringkali protes kepada Tuhan. Kita marah dan kita bertanya mengapa Tuhan mengambilnya sekarang. Ada banyak sekali alasan yang dapat kita sampaikan untuk memprotes keputusan Tuhan tersebut. Kita seringkali juga marah ketika tertimpa musibah bertubi-tubi, baik bencana alam, kehilangan harta benda, kebangkrutan usaha dan lain sebagainya. Kita marah juga ketika mendapati bahwa anak yang kita harapkan lahir dengan sempurna ternyata memiliki cacat bawaan. Kita seringkali melewati masa-masa yang kelam yang penuh dengan kepahitan hati kepada Tuhan dan selalu bertanya-tanya mengapa Tuhan ijinkan semuanya itu terjadi. Dikaitkan ke Nats, Yakub dimata Tuhan ternyata hanyalah cacing saja, dan dia juga dipanggil sebagai ulat Israel. Tuhan yang Maha Kuasa berjanji untuk menolong si cacing Yakub. Jadi Tuhan yang Maha Baik, Maha Kuasa, Maha Kasih , Maha Tahu pastilah tidak lupa untuk menolong kita para cacing dan ulat yang sering ingin mengendalikan Tuhan. Untuk itu, dalam kemaha tahuan Tuhan (termasuk kemahatahuan Tuhan dalam solusi pergumulan hidup pribadi manusia), kita harus yakin bahwa semua yang terjadi dalam hidup kita, keberhasilan-kegagalan, untung-rugi, berkembang-bangkrutnya usahan, kelahiran-kematian orang yang kita cintai justru harus membawa kita lebih dekat kepada genggaman tangan pengasihan Allah yang Maha Kudus. Kita harus belajar untuk menerima banyak hal yang diluar kuasa kita. Ada otoritas ditangan Allah untuk membentuk kita melalui apa yang terjadi dalam hidup kita. Carilah wajah Tuhan dan nantikanlah suaraNYa yang berkata “ JANGANLAH TAKUT”. Kita tidak bisa mendikte Tuhan dalam segala hal sebab otoritas Tunggal ada dalam tanganNya. Banyak sekali penyesalan dan kepahitan dari hati kita dapat dipulihkan jika kita mau datang ke hadirat genggaman bimbingan tangan Tuhan yang Maha Kudus. Amin.
Disampaikan pada Khotbah di GKPS Jl. Asahan, P. Siantar, Minggu 24 Juni 2009

Thursday, June 18, 2009

Survival

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing. Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayang sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang diperlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan buat keluarganya, tapi kadang makanan itu cuma cukup buat keluarganya, sementara ia harus "puasa".Bahkan seringkali ia pulang tanpa membawa apa-apa buat keluarganya sehingga ia dan keluarganya harus "berpuasa". Meskipun burung lebih sering mengalami kekurangan makanan karena tidak punya "kantor" yang tetap, apalagi setelah lahannya banyak yang diserobot manusia, namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang berusaha untuk bunuh diri. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba-tiba menenggelamkan diri ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih meminum racun untuk mengakhiri penderitaannya. Kita lihat burung tetap optimis akan makanan yang dijanjikan Tuhan. Kita lihat, walaupun kelaparan, tiap pagi ia tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadari benar bahwa demikianlah hidup, suatu waktu berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. Suatu waktu kelebihan dan di lain waktu kekurangan.Suatu waktu kekenyangan dan dilain waktu kelaparan. Pantes TUHAN mengajarkan kita untuk juga belajar dari burung:Lihat Matius 10:29-31; Lukas 12:6-7; Matius 6:26; Lukas 12:24.
Sekarang marilah kita lihat hewan yang lebih lemah dari burung, yaitu cacing. Kalau kita perhatikan, binatang ini seolah-olah tidak mempunyai sarana yang layak untuk survive atau bertahan hidup. Ia tidak mempunyai kaki, tangan, tanduk atau bahkan mungkin ia juga tidak mempunyai mata dan telinga. Tetapi ia adalah makhluk hidup juga dan, sama dengan makhluk hidup lainnya, ia mempunyai perut yang apabila tidak diisi maka ia akan mati.
Tapi kita lihat , dengan segala keterbatasannya, cacing tidak pernah putus asa dan frustasi untuk mencari makan. Tidak pernah kita menyaksikan cacing yang membentur-benturkan kepalanya ke batu.
Sekarang kita lihat manusia. Kalau kita bandingkan dengan burung atau cacing, maka sarana yang dimiliki manusia untuk mencari nafkah jauh lebih canggih.Tetapi kenapa manusia yang dibekali banyak kelebihan ini seringkali kalah dari burung atau cacing ? Mengapa manusia banyak yang putus asa lalu bunuh diri menghadapi kesulitan yang dihadapi? Padahal rasa-rasanya belum pernah kita lihat cacing yang berusaha bunuh diri karena putus asa. Rupa-rupanya kita perlu banyak belajar banyak dari burung dan cacing.
tx bt herman buat posting ilustrasinya. GB u bro. http://www.bethanychurchsydney.org.au/forums/showthread.php?p=654

Monday, May 25, 2009

ATASI KRISIS MELALUI PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI

KETIKA MASALAH KRISIS KEUANGAN SAMPAI KE TAHAP CURHAT.
Belakangan ini semakin terbuka, banyak orang dalam ajang pertemuan apapun baik di Kantor, percakapan ketika kongkow2 bareng kawan2, hingga percakapan di Gereja, ada saja yang curhat masalah keuangan. Mulai dari gaji yang kurang memadai, bagaimana mempersiapkan keuangan di masa pensiun kelak, pemakaian kartu kredit diluar control, ada kawan (yg sebenarnya gajinya lumayan) tapi punya masalah gajinya gak cukup sampe akhir bulan atau kata yang pas lebih besar pasak daripada tiang (lebih celaka lagi karena gak punya kelebihan uang buat nabung, begitu ada perlu sibuk hutang sana sini). Ada juga yang curhat duit amblas maen valas, ada juga yg kredit barangnya melebihi pendapatan perbulannya dan akhirnya mulai rajin dikunjungi surat tagihan dan kunjungan debt collectors. Nah tapi ada juga yang unik, ada orang yang punya duit lebih mulai kebingungan nih duit dikemanain ya? Wah pokoknya terkait soal duit. Lantas apa yang bisa dilakukan mengatasi-mengantisipasi hal diatas?

MASALAH PENGELOLAAN KEUANGAN ADALAH TUGAS PELAYANAN GEREJAWI

Ini hal menarik. Pelayanan Gereja harus kontekstual dengan persoalan berkembang. Salah satunya peka untuk mendampingi warganya keluar dari Krisis dengan melakukan pencerahan tentang pentingnya pengelolaan keuangan pribadi dan atau pengelolaan keuangan keluarga warga Gereja. Karna bagaimanapun Krisis Ekonomi adalah suatu realita kekinian. Cuma, bukankah krisis ekonomi global dan dampaknya bisa diminimalisir bahkan kita hadapi dengan sistem kelola keuangan yang lebih baik dan terencana. Sehingga kita survive di badai krisis.

Untuk itu beberapa hari terakhir sibuk cari2 referensi di internet soal pengelolaan keuangan pribadi. Dari yang saya baca, sebetulnya gampang - gampang susah nanganin masalah keuangan pribadi. Gampangnya kita gak perlu repot buat laporan pertanggungjawaban uang dikemanain dan untuk apa saja, lalu di presentasikan ke rapat, susahnya karena ngerasa duit sendiri lantas terkadang sulit ngontrolnya karna budaya hidup konsuntif, mudah tergiur membelanjakan uang diluar kebutuhan real, lalu akhirnya tersadar ketika keuangannya minus atau terancam.

Di jaman serba krisis begini, kita mesti bisa mengatur keuangan. Jika tidak, wah… bisa-bisa sengsara kita. Memang sih, yang penghasilannya puluhan juta gak ngaruh-ngaruh amat. Mau BBM naik, mau rupiah jeblok. Tetap aja enjoy. Paling-paling penghasilannya turun dikit. Tetapi sebanyak apapun kalau nggak bisa memanage keuangan pribadi alias penggunaannya ngawur, percaya deh, yang namanya si bangkrut cepat atau lambat pasti menghampiri. Cerita kayak gini kan udah banyak. Kaya sekarang, miskin bulan depan. (pengalaman pribadi kaleeee…..).
Kalau tidak bangkrut, minimal akan kelihatan konyol di depan orang banyak. Mentang-mentang lagi banyak rejeki, apapun yang di depan mata dibeli. Padahal, setelah dibeli, dipake juga nggak. Dipandangi aja di kamar sambil senyam-senyum sendiri (ada kepuasan atau kebanggan tersendiri). Setelah itu, 2 atau 3 hari/hitung minggu-bulan mulai bosan. Barang tergeletak atau dilego murah. Ini banyak terjadi untuk barang-barang jenis handphone, mobil atau eletronik.
TIPS N TRIK
Di bawah ini adalah prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan pribadi yang saya dapat dari beberapa sumber, semoga bermamfaat.
1. Pergunakan Uang tanpa Emosional.
Apalagi lihat barang bagus. Tunggu seminggu atau dua minggu. Biarkan emosi mereda dan perasaan jadi netral. Ingat, orang emosi kagak pernah bisa berpikir waras. Bukan nyindir lho…. ini juga pengalaman pribadi. Pelajaran moral pertama: selalu ada barang yang lebih baik, selalu ada stok, dan selalu ada kesempatan untuk membelinya.
2. Buat daftar umum kebutuhan.
Ini penting untuk memetakan ke mana aja sebenarnya kebutuhan hidup kita. Memang sih, teori dasar kebutuhan adalah primer ; rumah, makan, dan baju. Tapi sekarang jaman kontemporer guys… Kebutuhan primer bukan hanya tiga. Itu sih primer jaman purbakala. Kalau jaman millennium begini, primer tuh bisa mobil (untuk bisnis dan kerja), pc/laptop, pda, HP. Pokoknya gadget kerja. Bisa aja rumah nomor dua. Jadi, semua kebutuhan didaftar dulu. Pelajaran moral kedua, kenali diri kita secara jujur. Kalau gak butuh sesuatu jangan jadi sok butuh.

3. Buat Prioritas.

Daftar sudah dibuat. Dijamin, pasti berderet-deret daftar kebutuhan kita. Iya nggak? nah, prioritas penting untuk mendahulukan atau mengabaikan suatu kebutuhan tertentu. Tapi jangan salah, tidak mudah lho membuat prioritas kebutuhan. Sebuah prioritas dibuat berdasarkan kualifikasi tertentu. Artinya, kebutuhan yang didahulukan atau diabaikan harus memenuhi kualifikasi.

Caranya, buatlah kualifikasi kebutuhan menjadi :

DIBUTUHKAN (artinya, 100% persen barang ini mempengaruhi hidup kita. Jadi, jika gak ada barang ini, matilah kita atau matilah bisnis kita. Biasanya yang kayak gini barang-barang yang sifatnya produktif seperti kamera, handycame, handphone, komputer, dan lain-lain,
berikutnya adalah kualifikasi SEKEDAR DIBUTUHKAN (artinya, 50% barang ini mempengaruhi hidup kita. Jadi adanya memudahkan pekerjaan. Tidak adanya masih bisa diakali dengan cara lain. Misalnya kita sudah punya dua hp. Tapi merasa perlu satu hp lagi untuk memudahkan akses internet. Nah, jika dana terbatas, kita bisa memutuskan untuk menunda beli hp dan akses internet memaksakan diri jalan kaki menuju warnet).
DIINGINKAN (artinya, 0 persen kebutuhan ini tidak mempengaruhi hidup kita. Tapi jangan salah, kebutuhan yang diinginkan inilah yang paling mempengaruhi hidup kita. Biasanya, kebutuhan jenis ini adalah kebutuhan atas barang-barang kesukaan untuk hobi sehingga memilikinya adalah nafsu. Namanya juga nafsu. Sulit sekali harus dikendalikan. Tap ya itu. Harus bisa. Pelajaran moral ketiga, gunakan akal, bukan nafsu. Kalau pun mau memuaskan nafsu, tetap pertimbangkan memuaskan nafsu dengan akal).

4. Belajar investasi

Invenstasi bersifat luas, dan tidak harus dalam takaran material besar. Sebenarnya, dengan hanya Rp 100.000, Anda sudah bisa berinvestasi. Mungkin yang menjadi pertanyaan berikutnya jenis investasi apa yang cocok untuk Anda?sebelum melakukan investasi ada baiknya anda melakukan banyak tanya2 ke orang sekitar atau konsultasi dulu dengan jasa konsultasi keuangan / akuntan yang bertebar secara online (dan ada yg gratisan) di Internet.

5. Jangan lupa proteksi -MENABUNG.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi esok, atau waktu depan. Karna itu disamping doa dan penyerahan diri ke TUHAN, perlu proteksi dalam bentuik tabungan. Sebenarnya setiap orang tetap punya kemampuan untuk menabung (manajemen keuangan). Akan tetapi sering terabaikan akibat sesuatu diluar control. Misalnya : Bayangkan saat ini Anda harus menabung Rp200.000. Mungkin Anda akan beralasan tak ada dana karena harus membayar ini-itu. Namun, ketika seorang teman lama menelepon clan mengajak Anda bertemu di sebuah restoran, tiba-tiba saja Anda memiliki uang Rp200.000 untuk pergi. Nah lantas terjadilah kebablasan. Menabung perlu dibudayakan dan diniatin. Ini perlu utk mengantisipasi hal tak terduga, mis. tiba-tiba Anda divonis menderita penyakit berat. Uang tabungan dan investasi digunakan untuk biaya pengobatan.

Oke. Tips di atas hanyalah prinsip. Jadi, bisa anda kembangkan sendiri sesuai kebutuhan. Misalnya, bagian kualifikasi kebutuhan, anda bisa membuat sendiri sesuai keadaan diri sendiri. Ingat, kunci dari semua ini adalah jujur pada diri sendiri karena apapun yang anda lakukan terhadap keuangan pribadi anda, tidak ada seorangpun yang peduli atau mengoreksi, apalagi sampai diaudit seperti BPK atau akuntan publik. Jadi, manage yourself financial by honesty or bangkrut!!

Oh ya, seberapa besarpun penghasilan kita harus tetap disyukuri dan berupaya uang itu bermanfaat untuk orang banyak. Pengelolaan managemen keuangan pribadi ini memang harus dilandasi kesadaran diri sendiri dulu untuk mencapai tujuan yang dicapai. Intinya kita harus disiplin dan berupaya ketat mengontrol keinginan kita yang tak terbatas… dan yang namanya keinginan akan selalu beranak pinak nambah terus lagi… lagi… lagi dan lagi… sulit dibendung nah disinilah tetap perlu membentengi diri dgn beberapa konsep diatas. Semoga bermamfaat.

Tuesday, May 12, 2009

31

BELAJAR UNTUK HIDUP
Saya belajar,
bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya. Saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai ....
Saya belajar,
bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya ....
Saya belajar,
bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidup saya kembali ....
Saya belajar,
bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak haldan kami selalu memiliki waktu terbaik ....
Saya belajar,
bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh, walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati ....
Saya belajar,
bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan, bukan berarti bahwa dia tidak mencintai saya ....
Saya belajar,
bahwa sebaik-baiknya sahabat itu, mereka pasti pernah melukai perasaan saya.....dan untuk itu saya harus memaafkannya ....
Saya belajar,
bahwa saya harus belajar mengampuni diri sendiri...., kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus ....
Saya belajar,
bahwa tidak masalah berapa buruknya patah hati itu, dunia tidak pernah berhenti hanya gara-gara kesedihan saya ....
Saya belajar,
bahwa saya tidak dapat merubah sahabat, tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri ....
Saya belajar,
bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, tapi saya harus bertanggung jawab untuk apa yang saya telah lakukan ....
Saya belajar,
bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda ....
Saya belajar,
bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki, tapi yang penting adalah siapa saya ini sebenarnya ....
Saya belajar,
bahwa tidak ada yang instan atau serba cepat di dunia ini,semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali saya ingin sakit hati ....
Saya belajar,
bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi atausikap dan emosi itu yang menguasai diri saya ....
Saya belajar,
bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis ....
Saya belajar,
bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai ....
Saya belajar,
bahwa orang-orang yang saya kasihi justru sering diambil segeradari kehidupan saya ....
(Anonim)

Missed Call From God

Handphone
Rasanya barang elektronik ini sudah menjadi bawaan wajib bagi setiap yang mampu membelinya. Ada persepsi, tidak punya handphone berarti ketinggalan zaman-tidak mobile. Bahkan banyak orang yang suka gonta-ganti handphone. Dan ada pula yang punya handphone lebih dari satu, kadang seseorang bisa sampai punya 4 atau 5 handphone. Harganya juga bervariasi, dari mulai yang mahal sampai yang murah meriah. Fungsinya juga beragam, dari mulai menelepon, mengirim sms, mengirim mms sampai asisten pribadi. Ini kalau handphone super canggih yang kadang juga disebut PDA (Personal Digital Assistant). Teknologi handphone juga membuat jarak antara manusia menjadi dekat. Sangat dekat malah. Kapan saja kita bisa menghubungi teman, saudara, papa mama atau siapa saja, tentunya kalau mereka mau dihubungi. Kalau tidak, biasanya kita hanya mendapat missed call. Semua orang pasti pernah mendapat missed call saat menghubungi orang lain. Bagaimana perasaan kita saat kita menghubungi orang lain tapi tidak dijawab? Pasti ada rasa tidak puas dan kecewa tentunya. Apalagi kalau ada hal penting yang harus disampaikan secepatnya, wah bisa gondok deh.
Teman-teman…Begitu juga hubungan kita dengan Tuhan. Ibaratkan kita mempunyai handphone khusus yang bisa menghubungkan kita dengan Tuhan Sang Pencipta. Dan di saat-saat kita butuh curhat kita mulai menghubungi Tuhan, kita cerita berjam-jam sampai puas. Kita lepasin semua uneg-uneg kita pada Tuhan. Pulsanya bukan pulsa hemat lagi, tetapi pulsa gratis karna Tuhan yang bayar. Bagi teman penggemar berat handphone, berapa kali kamu mendapat missed call dalam sehari? Banyaknya missed call bisa berarti kamu orang sibuk atau sedang berusaha menghindari orang yang menelepon engkau. Padahal bisa jadi orang tersebut ingin mengatakan sesuatu yang penting.Begitu juga Tuhan.
Pernahkah saudara membayangkan jika saat ini Tuhan sedang berusaha mengatakan sesuatu pada kita, tapi kita berusaha untuk menghindarinya. Tuhan sedang call kita via “handphone” dan mendengar “handphone” kita berbunyi, tetapi kita tidak mau mengangkatnya. Handphone itu terus berbunyi tapi kita tetap gak mau mengangkatnya. Mengapa? Apakah kita sibuk atau kita berusaha untuk menghindari saat Tuhan ingin berbicara pada kita? Apakah kita disibukkan dengan study kita sampai-sampai kita tidak punya waktu untuk mengangkat “handphone” kita? Apakah kita terlalu sibuk dengan aktivitas hidup ini sampai-sampai kita gak sempat bersaat teduh dengan Tuhan? Padahal Tuhan ingin berbicara! Tuhan ingin kita mendengarkan suara-Nya.
Oleh sebab itu, mari, angkatlah “handphone” kamu dan katakan: Tuhan, aku ingin mendengar suara-Mu. Apa yang ingin Engkau sampaikan, sampaikanlah, aku siap mendengarnya. Apa yang menjadi kehendak-Mu untuk aku lakukan hari ini, katakanlah…Selama kita masih mendapat missed call from God, itu berarti Tuhan masih mengasihi kita, IA ingin menyampaikan isi hati-Nya pada kita, IA ingin menyampaaikan kehendak-Nya pada kita, sebab IA mengasihi kita. Sama seperti bapak sayang kepada anaknya, Tuhan pun selalu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.Teman-teman yang kekasih, inilah saatnya kita tidak akan membiarkan ada satu pun missed called from God. Bagaimana caranya kita mendengar panggilan Tuhan? Saat Roh Kudus mengetuk pintu hati kita, saat itu berarti “handphone” kita sedang berdering. Angkatlah “handphone” itu, sebab itu dari Tuhan, IA ingin berbicara pada kita, ada sesuatu yang ingin IA sampaikan.
Sumber : Joseph Wise (glorianet)

Thursday, April 09, 2009

MEMBINGKAI MAKNA PEMILU LEGESLATIF 2009

MASIH ADAKAH YANG BISA DIHARAPKAN DARI PRODUK PEMILU 2009 ?
Pemilu Legeslatif usai sudah. Baliho, spanduk, yang terpajang selama ini mulai diturunkan. usai sudah KAMPANYE ALA "CALEG IDOL" (dengan banyaknya terpampang Baliho, Spanduk dll). Usai penghitungan, jelas, ada yang terpilih dan ada yang tidak bisa duduk di lembaga Legeslatif di tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat dan DPD. Ini adalah sebuah konsekuensi dari Demokrasi. Mudah-mudahan semua Caleg "gagal" bisa berbesar hati dan semakin dewasa dalam menapak demokrasi. Usai Pesta Demokrasi, sayang rasanya proses Demokrasi yang telah berlangsung lama dan rumit ini serta “MAHAL” ini kita lewatkan begitu saja tanpa mengambil makna dari apa yang kita lihat, dengar dan rasakan. Untuk itu berikut ada beberapa hal yang bisa kita maknai dari Proses Pemilu yang melelahkan ini :
1. Di tingkat masyarakat mulai berkembang kesadaran Politik akan hak dan arti sebuah Pemilihan Umum. Ini terbukti konkret dengan berbondong-bondongnya rakyat men contreng pada Pemilu 2009, dan menerima keberadaan pihak yang Golput sekalipun secara dewasa. Ini adalah bukti konkret bahwa siap menerima perbedaan keputusan di masing-masing orang. Ini juga terbukti dalam hal menerapkan pilihan. Memang ada masyarakat yang memilih berdasarkan kedekatan marga, profesional (karna punya hubungan relasi pekerjaan dengan Caleg tertentu), alasan kedaerahan, dll ; tetapi ada yang memiliki logika yang kuat sebelum menentukan pilihan. Nah orang seperti ini tidak mudah mendapatkan suaranya, faktor diatas tidak menjadi penentu dalam pengambilan pilihan. Tetapi ada faktor lain yaitu kredibilitas Caleg yang dipilihnya, apakah dianggap mampu memperjuangkan issu tertentu atau tidak, faktor inilah yang jadi penentu pilihannya.
Calon pemilih ini jelas harus dipetakan dan tidak boleh di generalisir oleh Caleg dan Tim Suksesnya. Tapi, fenomena ini banyak yang tidak tercerna oleh para Caleg yang akhirnya terjerumus pada penghamburan dana untuk mengambil hati calon pemilihnya. Berbagai cara dilakukan, mulai mengadakan acara (yang dulu-dulunya jangankan mengundang rakyat hadir ke rumahnya, bertegur dan bersosialisasipun tidak), pemberian uang atau materi lain, hingga melakukan “serangan fajar beberapa saat sebelum waktu pemilu dilaksanakan. Alhasil terjadi salah prediksi dan muncullah kekecewaan ketika suara yang diharapkannya tidak sesuai dengan kenyataan. Dari sini kita bisa memaknai bahwa setiap Caleg harus pintas dan punya analisa dan pendekatan berbeda kepada konsituennya.
3. Mengingat kembali sebelum Pemilu 2009, 44 partai politik menandatangani deklarasi antikorupsi di kantor KPK, Pada saat yang sama sejumlah tokoh lainnya mendeklarasikan “Blok Perubahan” di sebuah hotel di Jakarta. Apakah ada maknanya? Tentu tak ada yang salah dengan semakin banyaknya deklarasi yang berisi komitmen para elite politik membenahi bangsa kita menjadi lebih baik. Hanya, jika deklarasi demikian muncul setiap menjelang pemilu, sementara perilaku korup dan penyalahgunaan kekuasaan para elite yang dihasilkan pemilu tidak berubah, maka yang berlangsung tidak lebih dari sekadar upacara. Sebagai upacara, hampir tidak ada yang diperoleh rakyat kita melalui deklarasi-deklarasi demikian. Ia sekadar “tontonan” yang tidak memiliki makna apa pun ketika pemilu menjadi arena pertukaran kepentingan di antara para politisi dan parpol.
4. Pembacaan yang sama dapat diberikan pada pameran bisu ribuan foto-diri para calon anggota legislatif, serta poster, spanduk, dan baliho parpol yang mengepung seantero negeri dewasa ini. Alih-alih menawarkan program, para caleg parpol justru mohon “doa restu”, padahal kita tak pernah tahu dan diajak bicara tentang mereka. Akibatnya, pemilu yang seharusnya merupakan arena penawaran ide terbaik untuk membenahi kehidupan kolektif, akhirnya menjadi ajang mematut diri bagi para elite yang mempertahankan posisi di satu pihak, dan mereka yang kebelet berkuasa di pihak lain. Belum lagi Baliho, spanduk, stiker, brosur mereka yang telah membuat setiap kota menjadi kumuh dan tidak tertata. Sebuah kompetisi CALEG IDOL...;
5. Fenomena serupa tampak pada para calon presiden (capres) yang sibuk bersilaturrahmi dan saling menjajagi koalisi, tetapi tak pernah jelas apa agenda mereka untuk menyelamatkan bangsa ini dari ancaman krisis keuangan global, kehancuran lingkungan ataupun bencana banjir yang bisa menenggelamkan Pulau Jawa. Belum lagi soal kemiskinan, pengangguran, serta krisis energi dan pangan yang menghantui bangsa ini akibat akumulasi “salah urus” negara yang tak berkesudahan.
6. Rakyat menjadi “Komoditas”
Pemilu sebenarnya merupakan momentum bagi suatu bangsa untuk merefleksikan kembali pencapaiannya selama lima tahun terakhir. Pemilu juga memberi kesempatan bagi rakyat untuk menilai kembali prestasi para pejabat publik hasil pemilu sebelumnya. Namun rakyat acapkali tak bisa merebut kesempatan itu karena hegemoni para elite politik atas ruang publik menjelang pemilu melalui berbagai ritual yang tak berkaitan langsung dengan nasib rakyat. Seperti pemilu-pemilu sebelumnya, nasib rakyat kita masih sebagai “komoditas” untuk memperbesar suara para caleg, parpol, ataupun capres.
Karena itu tidak mengherankan jika antusiasme rakyat terhadap pemilu kini cenderung menurun. Persoalannya, meningkatnya perkembangan demokrasi ternyata berbanding terbalik dengan tegaknya pemerintahan yang yang bersih. Deklarasi antikorupsi yang semakin intens, juga berbanding terbalik dengan maraknya kasus suap dan korupsi yang dilakukan anggota parlemen di pusat dan daerah, serta para pejabat publik lainnya. Di sisi lain, membengkaknya jumlah partai, caleg, dan capres justru berbanding lurus dengan semakin miskin dan dangkalnya ide-ide tentang perubahan. Akibatnya, janji-janji perubahan yang ditawarkan para elite pun cenderung artifisial, sehingga tak lebih dari gincu politik yang akhirnya luntur bersamaan dengan usainya pemilu.
Mengapa demikian? Secara kultural penjelasannya bisa mungkin dicari dalam tradisi berbagai masyarakat nusantara yang sarat dengan rangkaian ritual dan upacara. Akan tetapi upacara semestinya berhenti sebagai aktivitas privat dan komunal yang tak berhubungan dengan urusan publik. Ketika ritual komunal ditranformasikan sebagai standar perilaku dalam relasi politik yang bersifat publik, maka yang berlangsung adalah praktik demokrasi yang primitif. Artinya, praktik demokrasi memang marak, tetapi seringkali sekadar bingkai untuk mengemas sahwat politik liar yang absen dari komitmen etis terhadap kemaslahatan kolektif.

Tidak Inspiratif

Oleh karena itu yang diperlukan bangsa ini sebenarnya bukanlah parpol ataupun caleg yang sekadar pintar membuat deklarasi. Juga, bukan para capres yang hanya sibuk wira-wiri mencari pasangan atau menunggu pinangan. Kita membutuhkan parpol, caleg, dan capres yang bisa berbagi ide tentang persoalan kolektif bangsa dalam ruang publik yang memperlakukan pemilih sebagai “warga negara”, bukan “massa” yang mudah dikelabui, dibodohi dan diprovokasi melalui janji-janji kosong pemilu.
Sudah terlalu banyak pidato dikumandangkan, visi dan misi dipaparkan, serta komitmen diucapkan dan dideklarasikan. Akan tetapi hampir tidak ada insipirasi baru yang bisa membesarkan harapan serta membangkitkan optimisme publik akan masa depan yang lebih baik. Para elite politik fasih bicara tentang kemiskinan, penderitaan rakyat dan keterpurukan bangsa kita, tetapi pada umumnya sebatas jargon untuk meraih simpati dan dukungan ketimbang suatu terobosan gagasan genuine dan jernih untuk mengatasinya. Pada saat yang sama, ironisnya, media cetak dan elektronik pun yang seharusnya mengawal hati publik, acapkali turut terperangkap kecenderungan parsial yang sama.
Kondisi ini diperburuk oleh kinerja Komisi Pemilihan Umum yang jauh dari menggembirakan. Komisi yang seharusnya bisa meyakinkan publik akan keberhasilan pemilu justru terperangkap pada produksi wacana yang tak perlu, prioritas kerja yang tak jelas dan jauh dari fokurs, serta sosialisasi pemilu ke luar negeri yang urgensinya rendah.
Lalu, kemana bangsa ini akan menuju jika carut-marut pemilu seperti ini terus berulang? Mengapa kita harus bangga dengan predikat sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia –sesudah India dan Amerika Serikat—jika semua itu semu belaka? Dari hari ke hari rakyat merajut harapan akan hidup lebih layak dan sejahtera. Namun dari pemilu ke pemilu pula harapan itu hanya menggantung di bibir para wakil dan pejabat publik terpilih. Barangkali, inilah utang politik terbesar dan tak ternilai para elite politik menjelang dan usai pemilu yang digarisbawahi oleh artikel pendek ini. http://syamsuddinharis.wordpress.com/2009/03/16/merajut-harapan-dari-pemilu/
Publik Pesimis Pengangguran Teratasi Pasca-Pemilu
Mayoritas publik masih merasa pesimis masalah pengangguran dan harga Sembako bisa teratasi atau keadaannya akan lebih baik pasca-Pemilu 2009 mendatang. Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodary, mengungkapkan itu di Jakarta, Minggu, sehubungan dengan hasil survei nasional lembaga riset yang dipimpinnya.
"Hanya 32,3 persen responden pemilih yang mewakili publik yang kami tanya yang menyatakan, sangat yakin atau cukup yakin, bahwa masalah pengangguran itu akan dapat teratasi atau keadaannya lebih baik pasca Pemilu 2009," ungkapnya. Selebihnya, lanjutnya, yakni sekitar 57,5 persen, merasa kurang yakin bahkan tidak yakin sama sekali, sedangkan 10,3 persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab."Posisi yang sama, yakni merasa pesimis, terjadi pada masalah harga Sembako.
Tercatat 42,8 persen responden menyatakan cukup yakin, tetapi 47,7 persen sebaliknya tidak yakin sama sekali, dan hanya 9,5 persen tidak tahu," katanya meyakinkan. Pemaparan hasil survei itu, diikuti dengan diskusi tentang "Pengetahuan dan Harapan Masyarakat terhadap Pemilu 2009", yang menghadirkan pula Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Hafiz Anshari, Anggota Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu), Bambang Eka, dan Direktur CETRO, N Hadar Gumay."Memang, mayoritas masyarakat, yakni diwakili 56,3 persen responden pemilih merasa bahwa Pemilu 2009 akan membawa keadaan Indonesia pada pasca Pemilu akan menjadi lebih baik. Namun itu tadi, angka pesimistis masih cukup besar, yakni berkisar 30 sampai 40 persen," ungkapnya.
Ia menjelaskan, waktu pengumpulan data antara tanggal 16 hingga 26 Desember 2008, dan survei ini dilaksanakan di 33 provinsi di seluruh Indonesia dengan jumlah responden sebesar 1.200 orang ('margin of error') sebesar tiga persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Satu hal lagi, menurut M Qodary, responden dipilih dengan metode 'multistage random sampling' untuk menghasilkan responden yang mewakili populasi publik dewasa Indonesia.Infrastruktur, Kesehatan, PendidikanIndo Barometer juga, menurut M Qodary, menelusuri persepsi publik tentang aspek-aspek pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pendidikan."Ternyata, dalam aspek pembangunan infrastruktur, pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan, mayoritas responden merasa yakin, Pemilu 2009 akan membuatnya menjadi lebih baik," ujarnya.Misalnya dalam hal pembangunan infrastruktur, lanjutnya, ada 60,8 persen responden menyatakan sangat yakin akan ada perbaikan, hanya 28,8 persen tidak yakin, sedangkan tidak menjawab cuma 10,4 persen.Kemudian untuk pelayanan kesehatan, menurutnya, angkanya juga cukup tinggi, yakni ada 60,3 persen responden cukup yakin akan ada perbaikan, hanya 31,1 persen kurang yakin, lalu 8,6 persen tidak menjawab."Sementara itu, dalam hal pelayanan pendidikan, 57,6 persen responden sangat yakin akan ada perbaikan, 34,1 persen kurang yakin, dan hanya 8,3 persen tidak tahu," ungkap M Qodary. (Ant). http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=3639:publik-pesimis-pengangguran-teratasi-pasca-pemilu&catid=173:12-januari-2009&Itemid=135
BERIKUT BEBERAPA FOTO BALIHO CALEG YANG NORAK DAN JELAS GAK NYAMBUNG (didapat dari beberapa sumber)
Caleg yang satu ini mencantumkan Foto David Beckham di Balihonya. Dan uniknya Foto Beckham lebih besar dari fotonya sendiri. Apa ini bukti caleg yang ngak PD ? Ngak ngerti kita apa visi dan yang bisa dikerjakan caleg seperti ini jika terpilih jadi wakil rakyat.
Caleg yang ini bawa-bawa popularitas putrinya yang kebetulan adalah artis. Tampaknya segala cara di legalkan demi mempublikasikan diri, walau ngak nyambung dengan esensi Perjuangan di Lembaga Legeslatif.
Ini Baliho Caleg atau Baliho dukun ? sampe-sampe ngepublikasikan jimat segala... Emangnya rakyat mau diajari mengatasi kemiskinan dengan ilmu santet apa?
Ini contoh Kampanye tidak ramah lingkungan dengan merusak/main paku di pohon, yang jelas mungkin bukan dia yang menanam. Belum apa-apa sudah merusak lingkungan nih Caleg....
Ibu Ca-DPD yang satu ini nyadar betul dirinya kurang populer, sampai-sampai mencantumkan Foto Ayahnya segala dan nama Suami serta Kampus dimana suaminya kerja.... Visinya abstrak, apa kinerja yang bisa diharapkan dari dia tidak tertuang sama sekali..
Ini Caleg atau tukang obat... dari kalimatnya yang sembrawut dan janji yang muluk-muluk tampaknya Caleg yang satu ini aneh...
Ini Caleg tidak tanggung-tanggung, dia mencantumkan silsilah kelurganya... Nah lantas kalau tidak terpilih apa berarti ini wujud masyarakat tidak memberikan apresiasi kepada leluhurnya ? wah jangan bawa-bawa leluhur deh bro'', berbuat aja untuk rakyat pasti perjuanganmu lebih berarti untuk duduk di Lembaga Legeslatif..
Ini mau jadi Anggota Dewan atau Rocker?? Apa nge-GAUL bisa jadi solusi untuk persoalan sosial-ekonomi-budaya-alam yang njelimet? Yang konkret deh...
Ini Caleg terobsesi masa kecil yang suram kali ya..., Tak jelas apa Visi dan perjuangan mengatasi isu apa yang hendak diperjuangkannya melalui DPR. Apa Caleg ini nyadar bahwa gak ada Superman? Yakin kemampuanya adalah SUPER untuk menyelesaikan pergumulan konkret rakyat ? Mimpi....
Ini satu lagi Caleg yang norak... Mau jadi Don Juan bro.. ?
Makin pusing liat Baliho yang satu ini, gak jelas apa visinya ? Mau bertinju atau tawuran di DPR ?