Nats : Daniel 3 : 20-29.
Bahan Kotbah tgl. 4 Mei 2008, di HKI Teladan Medan
- Pengantar - Ilustrasi/53/hp.doc
Pembahasan NatsKeadaan manusia yang jauh dari rasa puas juga dialami oleh Nabukadnezar. Sebenarnya dari segi prestasi manusiawi, ia adalah seorang Raja yang sangat berkuasa. Wilayahnya luas. Harta bendanya luar bisa banyaknya. Dia sangat dikagumi dan ditakuti. Akan tetapi ia tidak puas. Ia ingin hal yang lebih lagi. Ambisi manusiawinya membuat ia ingin juga mengatur apa yang harus disembah semua orang. Ia ingin kekuasaan nya tidak hanya secara fisik tetapi juga menguasai kerohanian orang banyak. Maka ia membuat sebuah Patung emas yang luar biasa besar dan mewah, sebagai symbol kemewahan, kebesaran, dan kekuasaannya. Dan ia memerintahkan semua orang wajib menyembah "karyanya" jika ia perintahkan dengan cara membunyikan bebunyian. Kapan saja diwaktu yg dikendakinya. Ini tercatat di Daniel 3:1 Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. 3:2 Lalu raja Nebukadnezar menyuruh orang mengumpulkan para wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah, untuk menghadiri pentahbisan patung yang telah didirikannya itu. 3:4 Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: "Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: 3:5 demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu; 3:6 siapa yang tidak sujud menyembah, akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala!"
Ada hal yang patut kita perhatikan disini, Nabukadnezar ingin ciptaannya-karyanya yang harus disembah, dan kapan harus disembah. Artinya Nabukadnezar sebagai yang membuat "apa yang harus disembah" lebih tinggi, lebih berkuasa dibandingkan yang di buatnya. Ia ingin menjadi maha berkuasa, juga ingin menentukan arah kerohanian orang banyak. Ketika ini berlaku, maka akan terjadi kekerasan, maka akan ada yang dikorbankan.
Keadaan ini juga terjadi pada konteks nats kita minggu ini.
Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang pada saat itu bekerja dalam pemerintahan di wilayah Babel (3:12) tidak mau menyembah Patung Emas itu, sehingga mereka di panggil Nabukatnezar dan dipaksa untuk menyembah. Ini berawal dari pengaduan beberapa orang yang sirik akan karir mereka sehingga mengadukan hal itu ke Nabukadnezar.
Akan tetapi di persidangan itu mereka tidak menyangkal, atau membela diri, mereka justru memberikan kesaksian. Ini bisa kita baca di ayat 3:14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? 3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"
Walaupun diberi kesempatan untuk lepas dari hukuman, mereka tidak takut. Mereka tidak menganggap keselamatan diri/keuntungan diri/jabatan yang diemban/dan tidak menganggap kehidupan itu sendiri lebih penting dari pada iman mereka pada TUHAN. Mereka justru bersaksi dan menantang seperti yg tertulis diayat berikut : 3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. 3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Inilah latar belakang kemarahan Nabukadnezar dan akhirnya membakar mereka di bara api yg 7 kali lebih panas dari biasanya dengan tangan terikat.
Akan tetapi ada hal yg luar biasa terjadi.
Sedangkan yang mencampakkan mereka mati terbakar karena saking panasnya akan tetapi dengan mata kepalanya sendiri, Nabukadnezar melihat dan bahwa api itu tidak membakar ketiganya bahkan mereka berjalan-2 di tengah api itu.
Hal ini membuat Nabukadnezar takjud dan memanggil mereka keluar dari api, dan berkata seperti yang disampaikan ayat 3:27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaran pun tidak ada pada mereka. 3:28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka. 3:29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yg dapat melepaskan secara demikian itu."
Nabukadnezar Mengakui kemahakuasaan Allah. Ia bahkan bersedia melindungi aktifitas keberagamaan mereka.
Jemaat Kristus, apa yang bisa kita relevansikan dari Nats ini ?
1. Sering sekali Agama, apa yang dipuja disalah gunakan menjadi alasan seseorang atau sekelompok masyarakat membenci orang lain/kelompok masyarakat yang berbeda agama atau keyakinannya. Sejarah mencatat banyak peperangan terjadi dengan mengatasnamakan agama seperti perang salib, banyak kerusuhan massa yang terjadi “atas nama agama” seperti kerusuhan ambon, tasikmalaya, dan banyak kekerasan yang terjadi atas nama agama seperti pembakaran, penutupan ratusan gereja.
Dan ini terjadi bukan antar agama yang satu dengan agama yg lain tetapi juga terjadi dalam 1 agama tetapi berbeda aliran. Seperti prokontra salah satu aliran agama di agama seberang saat ini. Yang jelas agama bisa diperalat untuk mensahkan adanya kekerasan, semua memakan korban, nyawa, harta benda dan pikiran. Agama atau keyakinan bisa menjadi alat pemersatu untuk kebaikan tetapi juga bisa menjadi alat pemersatu membenci dan menghancurkan yang efektif. Itulah sebabnya ketika ajaran agama dipolitisir dan politik diagamakan maka setanlah yang memegang kendali. Gelap mata, saling hina, menjatuhkan, memojokkan, memijak kepentingan dan hak orang lain demi kepentingan diri sendiri. Kepentingan kita diatas kepentingan TUHAN Yesus sang kepala Gereja. Nilai kasih, nilai kebenaran, nilai kepedulian, nilai pengampunan, kejujuran menjadi hambar. Dan kesaksian hidup orang-orang demikian akan ikut hambar dimata orang lain.
2. Nabukatnezar memiliki cara pandang tersendiri, memiliki keyakinan akan apa yang disembahnya, apa yang dianggapnya penting. Dan dia memaksakan keyakinannya itu kepada seluruh orang yang berada disekitarnya, diwilayah pemerintahannya. Ketika sebuah keyakinan dipaksakan termasuk dengan cara ancaman, maka akan muncul kekerasan baru, akan muncul korban-korban. Sadrakh, Mesakh dan Abednego, adalah “korban” kepicikan Nabukadnezar dan kepicikan orang-orang yang cemburu akan karir mereka sehingga memojokkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego dihadapan Nabukadnezar.
Saudara terkasih, banyak fakta dimana kekerasan terjadi atas dasar ketidak siapan terhadap perbedaan keyakinan, ego yang satu berusaha menindas ego dan hak seseorang. Ada karena memaksakan agama nya kepada orang lain, termasuk dengan cara pertimbangan kekuasaan, disetiap daerah, agama yang dianut penguasa tertinggi maka harus juga dianut oleh bawahannya, jika tidak mau akan dipecat. Dan uniknya banyak orang yang mengganggap kekuasaan, jabatan dan material jauh lebih tinggi dibanding imannya, agamanya sehingga berpindah agama. Demikian juga dalam lingkungan pekerjaan, dunia pendidikan, alasan perjodohan, banyak orang yang akhirnya "menjual" imannya karena iming-iming kenikmatan duniawi. Ketika ini terjadi maka hasil pekerjaan, keberhasilan pendidikan, perjodohan mereka tidak akan pernah berhasil. Segala sesuatu yang dilakukan dengan ancaman, paksaan akan menghasilkan manusia-2 pion, penjilat dan tidak memiliki pendirian. Ketika iman saja bisa terjual oleh material, jabatan, kekuasaan, maka orientasi orang tersebut tidak pernah tulus. Nats mengingatkan bahwa mari tidak tergoda akan rayuan duniawi untuk menyangkal atau meninggalkan iman kita terhadap TUHAN Yesus. Walaupun banyak usaha menghancurkan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan tetapi usaha itu tidak berarti apa-apa. Sadrakh, Mesakh dan Abednego, tidak menjual keyakinannya demi kelangsungan karir mereka di Babel, mereka tidak menyangkal bahwa mereka tidak mau menyembah dewa buatan Nabukadnezar, mereka tidak tkut kan ancaman yang akan diterima, tetapi mereka tegar, ALLAH tetap mereka yakini satu-2nya yang layak disembah, satu-satunya sumber kebenaran.
3. Banyak orang memaksakan kebenarannya, keyakinannya akan suatu hal, kehendaknya kepada orang lain. Pemaksaan keinginan dan kehendak banyak terjadi dilintas sektor kehidupan manusia. Sehingga terjadilah kekerasan non fisik, perang urat saraf. Yang satu mencoba melemparkan orang yg berbeda dengannya ke “Bara Api”. Mencoba menghancurkan kehidupan dan karir yang bersangkutan. Dan biasanya dalam peristiwa ini, sama seperti ada orang yang melaporkan dan memperkeruh keadaan Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dan melaporkan mereka ke Nabukadnezar maka akan ada juga orang-orang yang ingin memperkeruh keadaan, yang mau mengambil keuntungan dari kondisi dan kehancuran Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Ini adalah juga bentuk penjajahan atau penindasan. Ketika ini terjadi maka kita masuk hidup dalam peristiwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego VS Nabukadnezar – kita masih hidup dalam penyembahan berhala versi kita, yaitu memberhalakan ego, dan kepentingan – kekuasaan, jika ini terjadi maka keinginan daging itu masih ada diantara kita, dan bukan buah Roh.
Ingatlah, seperti diwartakan Nats kita ini, Allah tetap memegang kendali, Allah tetap yang memutuskan apa yang bias terjadi dan mana yang tidak bisa terjadi.
Mempertahankan iman dalam kehidupan dunia yang semakin penuh dengan kesulitan, bukanlah suatu hal yang mudah. Seringkali kita melihat orang kristen yang menyerah pada kesulitan lalu memilih mengkhianati imannya agar dapat keluar dari kesulitan. Karena kenaikan jabatan, karena demi menyenangkan hati Pimpinan, demi pujaan hati atau pernikahan orang menghianati imannya. Ketika iman harus diperhadapkan dengan pilihan, maka ingatlah pesan Nats ini. Jadi, jangan ada diantara kita yang takut bersaksi menunjukkan iman kita di sekolah, pekerjaan, instansi dimana kita berada. Malu menjadi Kristen. Takut orang lain atau atasan tahu kalau kita Kristen yg taat dan memegang nilai kebenaran Kristus dalam pekerjaan maka karir kita akan dihambat ? Jika ini terjadi ingatlah bahwa : Matius 10 : 33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." Matius 16 : 24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
4. Dan bagaimana jika ada diantara kita mengalami yang dialam Sadrakh, Mesakh dan Abednego, korban pihak yang memaksakan kehendaknya agar kita lakukan. Jika ada orang yang melemparkan anda kedalam “Bara Api” karena tidak mau menerima keyakinan, kehendaknya, ingatlah, sama seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego, Jangan takut, tetaplah berjalan bersama TUHAN. Maka sedahsyat apapun bara api yang mencoba mencelakai, mematikan karir kita tidak akan sanggup jika TUHAN bersama kita.
Besi hanya menjadi pisau setelah ditempa palu besar berulang-ulang, dan dibakar api panas ratusan derajat celsius. Pohon beringin besar yang berumur ratusan tahun, berhasil melewati ribuan angin ribut, jutaan hujan, dan berbagai godaan yang meruntuhkan.
SYARAT BERJALAN DENGAN ALLAH : Percaya bahwa Allah itu eksis merupakan langkah pertama menuju iman. Percaya bahwa Dia melinduni kita. Membuat kita mempercayakan diri atau trusting sepenuhnya kepada Nya,Oleh imannya Sadrakh, Mesakh dan Abednego selamat dari ancaman.
Beritakan Kebenaran Allah ditengah ancaman itu. Tetap wartakan bahwa hanya Allah yang patut disemah dan sumber kebenaran. Tidak ada yang lain, atau kebenaran lain, seolah ada manusia-2 yang mentuhankan dirinya yang patut disembah dan dipuji. Ketika Firman Tuhan menjadi akat-kata yang disampaikan ditengah tekanan dan ancaman, maka Tuhan akan tetap beserta kita, dan tidak akan ada yang mampu mencelakai kita, seujung rambutpun.
5. Ada hal yang dinilai positif dari nebukadnezar, dimana ia mengakui kemaha kuasaan Allah. Dan akhirnya beriktiar, 3:28 Berkatalah Nebukadnezar: "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka. 3:29 Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yg dapat melepaskan secara demikian itu."
Ini adalah indicator kebesaran hati seorang Raja besar seperti Nebukadnezar. Banyak orang yang mata hatinya tertutup melihat kekalahannya dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
Untuk mengakhiri pembacaan Nats mari kita membaca Ibrani 13:6 : Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"