Nats : Zefanya 3 : 14-20
Disampaikan Pada Kotbah Minggu, 13 April 2008
Di HKI Jl. Melanthon Siregar P. Siantar
Jemaat terkasih, waktu kita bangun pagi tadi.
Siapa diantara kita yang mengucap syukur kepada TUHAN ? Melalui doa atau kalimat lepas.
Apakah ada yang tidak mengucap syukur ?
Melihat badan masih sehat, mata masih bisa melihat, kaki masih bisa berjalan. Istri atau suami yang semalam ada bersama kita masih juga ada disamping kita ?
Anak yang masih lengkap. Tidak ada kabar duka?
Tidak ada bencana alam.
Masih ada uang untuk belanja hari ini ?
Ya selayaknya manusia selalu mengucap syukur setiap saat.
Nats Kita berbicara tentang ucapan syukur.
Mengawalinya ada sebuah ilustrasi : “ Toko suami”.
Tidak hanya wanita, laki-laki juga banyak yang tidak bisa cepat puas.
Tidak puas membuat kita tidak melihat bahwa berkat itu sebenarnya telah diberikan Allah disekitar kita. Tetapi kita merasa belum cukup. Karena belum cukup, kita tidak bersyukur. Mau lebih lagi dan lagi. Akhirnya tidak menikmati apa yang ada, dan tidak mendapatkan apa-apa.
Tidak ada sukacita. Bertengkar, menuntut, menyalahkan, inilkah kondisi yang selanjutnya ada bagi orang, keluarga, persekutuan yang di”huni” oleh orang-orang tidak bersyukur, tidak pernah puas. Allah menginginkan manusia berada dalam kondisi bersyukur. Karna itu adalah titik awal sukacita. Itulah sebabnya banyak nats di Alkitab, termasuk ucapan berbahagian Tuhan Yesus yang menyerukan berbahagialah, bersukacitalah, mengucap syukurlah senantiasa, beria-rialah.
Jemaat terkasih Sukacita. Inilah tema dari nats kita. Suka cita yg lahir karena perasaan syukur.
Karna menyadari banyaknya berkat yang diberikan oleh Allah, dan menyadari keberadaan Allah dalam hidupnya. Dikatakan dalam Zefanya 3 : 14-20
3:14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! 3:15 TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Jika sebelumnya bangsa Israel khawatir, takut akan bahaya ancaman musuh yang akan membinasakan mereka, kini dikatakan Bersoraksorailah karena TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu
Jika sebelumnya bangsa Israel sesuai konteks Zefanya takut akan malapetaka, maka dikatakan Jangan takut lagi. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu;
Jika selama ini mereka lemah lesu karena tekanan kehidupan berbangsa, dikatakan, bahwa pada waktu yang ditentukan oleh Allah,
3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. 3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
Sorak sorai itu, sukacita itu, ria-ria itu, kondisi tidak takut itu,
Karena TUHAN Alah ada diantaramu. Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,
Sukacita : inilah tema bagian ini.
Sukacita dari Allah lahir dari pandangan bahwa telah begitu banyak yang diberikan Allah bagi manusia. Sehingga manusia bersyukur.
Saat ini juga berita untuk bersukacita yg diwartakan oleh Zefanya ini sampai ke kita.
Jemaat yang hadir di sekarang, bersukacitalah :
Bersorak-sorailah, hai jemaat yang beribadah di HKI M. Siregar! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati!
TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai jemaat yang beribadah di HKI M. Siregar!! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
Nah, apa yang bisa kita relevansikan dari Nats ini?
1. Sukacita kita : karena Allah telah menyelamatkan kita. Menebus kita dari dosa, sehingga jika kita setia pada jalan Allah, jika kita hidup dalam bersekutuan dengan Allah, ada kasih terhadap Allah dan sesama, ada pengendalian diri, ada kelemahlembutan, ada kesabaran,
Maka kita tidak lagi akan dihukum dalam neraka, sebab maut telah dikalahkan oleh Allah.
TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu.
tidak akan takut kepada malapetaka lagi.
Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya,
Sukacita dari Allah bersifat permanent, berbeda dengan sukacita manusiawi.
Bisa saja sukacita yang kita dapat ketika rekreasi, pesta : tapi hanya sementara.
Dunia menawarkan sukacita. Tapi menyesatkan.
Karena sukacitalah makanya banyak orang berkali-kali ke diskotik.
Karena sukacitalah maka banyak orang memakai narkoba, sex bebas.
Tapi itu semua sementara. Pada Hari TUHAN akan hadir sukacita sejati.
Sukacita dari Allah sepenuh hati.
2. Jemaat terkasih, memang Dalam kehidupan tidak semua yang terjadi sesuai dengan yang kita harapkan. Tapi yang penting Bersyukur sehingga kita hidup sukacita.
Maka itu kita katakan bahwa etika kita bukanlah “etika supaya” (supaya rejeki lancar dan sejahtera, supaya selamat), melainkan “etika karena” (karena sudah diberkati, karena sudah diselamatkan). Marilah dalam masa ini kita menantikan kedatangan-Nya bukan hanya dengan bersyukur dan memuji Tuhan, tetapi juga dengan hidup benar.
Ingatlah walaupun ada masalah keluarga, ekonomi, kesehatan, harapan yang belum terkabul,
"Janganlah takut, Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.
TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan.
Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,
TUHAN akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.
Dan jika kita sekarang menjadi korban kesewenangwenangan orang lain ingatlah nats ini :
19 Sesungguhnya pada waktu itu Aku akan bertindak terhadap segala penindasmu, tetapi Aku akan menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar dan akan membuat mereka yang mendapat malu menjadi kepujian dan kenamaan di seluruh bumi. 20. Pada waktu itu Aku akan membawa kamu pulang, yakni pada waktu Aku mengumpulkan kamu, sebab Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka," firman TUHAN.
Allah tidak pernah menteloransi terhadap penindasan. Disadari atau tidak disadari manusia bisa dalam posisi jadi penindas. Penindas bukan hanya diidentikkan dengan penjajahan. Tetapi juga penindas ekonomi, penindas perasaan, penindas Hak kebebasan berkreasi, penindas kebebasan berbicara, penindas kebebasan beragama dan mengekspresikan imannya dan sebagainya. Ingatlah untuk pelaku penindas, Allah dengan caranya dan waktunya akan bertindak.
LUAR BIASA ayat ini menguatkan kita !
Ayat ini juga mengatakan bahwa dalam pergumulan berat, orang masih bisa bertumbuh dalam kedewasan iman. Bertumbuh karena ada keyakinan bahwa Allah mampu menyingkirkan hukuman, dan umat semakin taat mengikut Tuhan. Keyakinan ini membuat umat tidak takut menghadapi tantangan, tidak menjadi lesu dalam menghadapi pergumulan hidup.
Sebab Tuhan selalu hadir di tengah umatNya, TUHAN Allah ada diantra kita ketika kita kesulitan berdoalah.
Allah menguatkan, memulihkan kembali umatNya, sehingga mengasihi TuhanNya.
Paulus juga menekankan dalam Flipi 4: 4-5 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!
Dalam ayat ini Paulus menekakan kembali tentang bersyukur dan bersukacita di dalam menghadapi pergumulan, dan tetap berbuah melalui kebaikan hati. Seperti yang dialami sendiri oleh Paulus, dia sedang di penjara, tapi tetap bersukacita di dalam menjalani hidupnya. Paulus mengajarkan cara pandang yang positif terhadap penderitaan dan pergumulan hidup. Menurut Paulus kekuatiran dan ketakutan manusia tidak akan pernah membuat orang kuat menghadapi pergumulan malah membuat lemah dan lesu Damai itu hanya ada, kalau kita yakin Yesus bersama dengan kita.
3. Ada sebuah kalimat bijak yang berbunyi : AKU TAK SELALU MENDAPATKAN APA YG KUSUKAI,NAMUN AKU SELALU MENYUKAI APA YANG KUDAPATKAN
Kata-Kata di atas merupakan bermakna wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita.Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.Pertama :Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan,bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah kita telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap,dan pasangan yang terbaik. Tapi kita masih merasa kurang. Pikiran kita dipenuhi target dan keinginan. Kita begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita tidak menikmati kesenangan . Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapa pun banyak yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “KAYA”dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang ”kaya”. Orang yang ”kaya” bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan,tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang kita miliki, dan syukurilah. kita akan merasakan nikmatnya hidup.
Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah : Kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.
Ingat, jangan justru jadikan apa yang kita miliki justru menjadi beban, tembok yang menghalang, yang membebani kita hidup benar dihadapan Allah, hidup mengasihi orang lain, dan menjadi penambah beban kehidupan yang diberikan TUHAN. Melainkan jadikan itu semua menjadi sarana, alat, fasilitas membawa kita kepersekutuan yang benar terhadap Allah dan sesama.
4. Karena itu Bersukacitalah. Sukacita karena keberadaan Allah ditengah kita. Sukacita yang lahir karena hati yang bersyukurlah apabila kita tdk tahu sesuatu … Karena itu memberimu kesempatan utk belajar …
Bersyukurlah untuk masa-masa sulit, untuk keterbatasan kita … Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang
Bersyukurlah untuk kesalahan yang kita buat … Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga … Saya percaya bahwa di balik semua hal yg kita keluhkan PASTI ADA hal yg dapat kita syukuri.Sebagai ilustrasi, Anda mengeluh dengan pekerjaan Anda. Tahukah Anda berapa banyak jumlah pengangguran yang ada di Indonesia? Sekarang ini hampir 60% orang pada usia kerja produktif tidak bekerja, jadi bersyukurlah Anda masih memiliki pekerjaan penghasilan. BERSYUKUR UNTUK SUAMI Yang duduk bermalasan di kursi Sambil baca koran,
Karena doi bersama aku dirumah dan Tidak keluyuran .. apalagi ke Bar malam ini .
Bersyukur untuk anakku Yang selalu PROTES dirumah
Karena artinya ... dia sedang dirumah dan TIDAK sedang keluyuran di jalanan
BERSYUKUR untuk Pajak yang saya bayar karena artinya …
Saya bekerja … atau Punya penghasilan …
BERSYUKUR untuk rumah yang berantakan...
Karena artinya saya masih punya rumah utk berteduh…..
BERSYUKUR akan berita orang yang lagi DEMO ..
karena artinya Kita masih PUNYA kebebasan untuk berbicara
BERSYUKUR pada wanita yang duduk dibelakangku yang nyanyi FALS Karena artinya …
saya masih bisa mendengar
BERSYUKUR untuk Cucian …
Karena artinya … saya punya baju yang bisa dipakai …
BERSYUKUR karena kepenatan dan kelelahan kerja setiap hari ...
karena artinya … SAYA mampu bekerja keras setiap hari …
BERSYUKUR mendengar Alarm yang mengganggu di pagi hari ...
Karena artinya … SAYA MASIH HIDUP …
Bersyukur Ketika Sehat, Bersabarlah Ketika Sakit
Jangan mau Seumur Hidup Jadi Orang Tidak Bersyukur, AMIN.