Hakikat manusia sejak diciptakan Allah adalah sebagai mahluk sosial. Artinya mahluk yang juga membutuhkan ciptaan lain dalam hidupnya. Tidak ada manusia yang sempurna didunia ini dan tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya. Setiap manusia membutuhkan orang lain. Coba bayangkan jika manusia harus memenuhi kebutuhannya sendiri, membuat makanan untuk dirinya sendiri, membuat pakaian, pendidikan, dan pemenuhan kehidupan lain, dilakukan dengan sendiri. Tentu sangat mustahil. Terkait dengan itu, tidak ada sebuah profesi atau pekerjaan yang tidak membutuhkan profesi atau pekerjaan lain. Pedagang membutuhkan petani sebab tanpa petani apa yang hendak mereka jual, semikian juga petani membutuhkan pedagang. Pejabat yang tertinggi sekalipun dinegara ini membutuhkan profesi lain, seperti rakyat (lintas profesi) sebab tanpa rakyat, siapa yang mau diperintahnya, dan apa tatanan yg hendak di atur (tentunya). Tapi yang terpenting adalah manusia membutuhkan TUHAN. TUHAN yang memberikan perlindungan, kesehatan, rejeki, memberikan kelahiran ditengah keluarga kita hingga yang juga memberkati sebuah kematian. Sebab jika tidak ada kematian maka dunia akan padat, ada orang yang usianya sudah 1000 tahun diantara kita tentu karena padatnya dunia ini, maka tidak bisa ditempati oleh manusia. Kebutuhan manusia terhadap persekutuan dengan Allah sudah ada sejak manusia ini diciptakan. Dan seiring dengan itulah munculnya agama. Pada Nats ini, kita diajak merenungkan gambaran kerinduan manusia terhadap Allah.
Nats diayat 2 berkata "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah? Nats ditulis oleh bani korah. Sebuah Mazmur yang bersifat didaktik-mengajar. Pemazmur menyadari bahwa terkadang dalam kehidupan ini kita berada dalam kondisi yang lemah. Tekanan hidup, baik persoalan ekonomi, keluarga, masa depan, pekerjaan membuat kita bergumul. Dalam beberapa kasus walaupun seseorang adalah rajin dalam hal beribadah, memiliki persekutuan yang baik dengan TUHAN akan tetapi masalah seolah tidak pernah absen, selalu hadir silih berganti. Sehingga muncul cibiran dari orang lain, seperti digambarkan diayat "Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: "Di mana Allahmu?". Orang mengejek dan mencibir dimana Allahmu ? mengapa kamu tetap seperti ini ? Untuk itu Nats mengajarkan pada ayat 5-6 : "Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan. Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Ketika permasalahan seperti tidak berujung, ketika segala yang diusahakan tampaknya masih belum mendatangkan hasil, sangat gampang bagi manusia untuk kehilangan semangat, kehilangan arah, atau mengalami depresi. Ada banyak anak Tuhan yang ketika mengalami masa2 sulit, bukannya semakin mendekat pada Tuhan, tapi malah kehilangan hasrat untuk berdoa dan akhirnya semakin jauh dari Tuhan. Berhati2lah, karena pada saat2 seperti ini, iblis dapat mempengaruhi dengan mudah. Bayangkan jika anda sedang mengalami pencobaan, tiba2 ada bentuk2 kemudahan yang ditawarkan, yang mungkin kelihatannya dapat menyelesaikan segala persoalan dengan instan. Tidakkah anda tergoda? Dukun, paranormal dan sebagainya akan serta merta menjadi alternatif paling cepat. Jangan gegabah. Yakinlah bahwa semua permasalahan mempunyai penyelesaian, dan selalu ada pengharapan dalam iman kita. Tuhan selalu ada bagi kita yang selalu berharap padaNya, dan akan meninggikan kita, memulihkan kita tepat pada saatnya. Untuk itu mari belajar dari ayat 6 : Jangan tertekan, jangan gelisah, Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! Bermohon pada TUHAN seperti Yakobus 1 : 2-8. Jangan goyang imanmu. Ketika ada yang sakit, berdoa sepenuhnya pada TUHAN jangan goyang imanmu akhirnya ke orang pintar yang mengkaitkan dengan mistik. Itu artinya kita menduakan TUHAN. Tidaklah gampang memang, karena saya sendiri telah berulang kali mengalami hal seperti ini, dimana tekanan itu begitu berat menerpa diri saya. Bahkan terkadang hasilnya tidak selalu sesuai dengan apa yang kita inginkan. Tetapi apa yang kita percayakan pada Tuhan akan selalu mendapat jawaban yang terbaik. Dia lebih tahu apa yang terbaik buat kita, karena Dia sungguh mengenal dan mengasihi kita. Pada akhirnya kita akan menyadari betapa Tuhan itu sungguh luar biasa, Dia ada dan mendengar setiap doa kita.
2. Jika anda sedang menghadapi masalah, bertahanlah, tetaplah fokus pada Tuhan, percayakan semua hal padaNya. Didalam kesesakan seperti apapun, dalam masalah seberat apapun, Tuhan selalu beserta kita. Tidak akan pernah dibiarkanNya kita berjalan sendirian. Tetaplah merindukan TUHAN dalam hidupmu. Hiduplah seturut hadirat Allah. Mazmur 42 mengungkapkan kerinduan jiwa manusia akan Allah, “Seperti rusa yang merindukan air, demikianlah hatiku rindu akan Dikau, Tuhanku.” Hal ini bisa kita relevansikan layaknya air yang sangat penting bagi kita, tanpa air tidak mungkin kita bisa hidup. Setiap hari kita harus minum air, kalau tidak kita akan kehausan. Bukan hanya itu saja, karena kekurangan air, tubuh kita akan menjadi lemah dan gampang jatuh sakit. Jadi air tidak dapat dipisahkan dari tubuh jasmani kita. Demikian juga dengan Allah dan kehadiran-Nya, sangat penting untuk kepuasan dan kepenuhan hidup rohani kita. Orang-orang percaya yang sejati akan selalu merasa lapar dan haus akan Allah dan kasih karunia-Nya, perbuatan adikodrati-Nya dan berkat-berkat-Nya. Biarlah hidup kita selalu merasa haus kepada Allah sebab kalau tidak, itu berarti hidup rohani kita sedang bermasalah atau kita sedang mengalami “kelesuan” rohani. Saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus : pertanyaannya sekarang adalah apakah anda alah orang yang selalu merindukan Allah ? Yang membaca firmannya sebagai petunjuk hidup, yang memiliki hubungan doa sebagai sumber kekuatan ? Ciri orang yang kedua jenis ini dalapt kita baca di Galatia 5 : 19 : Hidup yang tidak merindukan TUHAN adalah hidup menurud keinginan daging. Galatia 5:19-21 + 26 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki. Jika indikator diatas ada dalam kehidupan kita secara pribadi atau ditengah keluarga kita atau disekitar kita, maka ini menunjukkan ada yang salah dengan persekutuan kita dengan Allah, sehingga kita masih hidup dalam keinginan daging, ada kekeringan kerohanian atau dehidrasi rohani. Untuk itu kita akan dihukum dan ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Karena itu mari hidup dipimpin oleh Roh. Dan ioni berawal dari kerinduan akan persekutuan dengan Allah.
Dan hidup seseorang yang selalu merindukan Allah adalah tampak dalam hidupnya : indikatornya tampak dalam Galatia 5:22-25 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, Jadi kerinduan kepada Allah akan menghindari dehidrasi rohani-spiritual didengan hidup kita. Mari hidup dalam persekutuan yang benar dengan Allah. dan hal itulah nantinya yang akan menuntun kita menghadapi apapun yang terjadi dengan masa depan.
3. Apa yang membuat kita tidak merindukan TUHAN ? - iLUSTRASi : doc.47/hp -
a. Obsesi terhadap Material Manusia sering terobsesi dengan material. Sehingga tidak menikmati yg ada. Tidak bersyukur.
b. Kekhawatiran yang berlebihan.
c. Iman yang lemah
Oleh karenanya kita tidak boleh membiarkan apa pun yang dapat mengurangi atau memadamkan kerinduan kita yang dalam, akan hal-hal dari Allah. Waspadalah terhadap kekuatiran hidup. Firman Tuhan berkata “serahkanlah segala kekuatiranmu kepada Allah, sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Petrus 5:7). Juga waspadailah setiap godaan untuk mengejar hal-hal yang duniawi. Hindarilah berbagai kesenangan yang dapat memadamkan rasa haus dan lapar kita akan Allah serta kerinduan yang dalam untuk mencari wajah-Nya (Mark. 4:19). Jadi, kerinduan yang dalam akan Allah tidak muncul begitu saja, tetapi kita harus tetap terus berusaha menjaga dan memelihara hubungan kita yang harmonis dengan Tuhan secara terus menerus baik melalui doa, saat teduh pribadi, mezbah keluarga, perenungan Firman Tuhan, dan kegiatan-kegiatan ibadah. Hanya dengan menyerahkan kehancuran kita kepada Gembala hati kita yang baik dan besar, kita dapat menemukan kedamaian yang memampukan kita untuk menanggapi hidup: "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!" (ayat 6) Jadi dalam minggu Rogate ini, mari kit camkan marilah tetap menyadari kebutuhan Anda akan Allah? Yang jelas, penulis Mazmur 42 menyadari kebutuhannya akan Allah (ayat 2,3). Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan cara mendekatkan diri secara pribadi kepada Yesus Kristus. Bila Anda mengakui dosa Anda dan percaya bahwa Dia akan mengampuni Anda, maka Dia pun akan mengampuni. Kemudian dengan Roh Kudus-Nya, Dia akan datang untuk tinggal dalam diri Anda dan memampukan Anda untuk menjadi orang yang baik hati, murah hati, dan penuh kasih. Kristuslah kebutuhan kita yang terutama. Ketika kita memiliki pergumulan yang kelam, kita harus yakin bahwa Allah bekerja dalam kegelapan. Kita dapat berkata bersama pemazmur, “Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (ayat 12). " JIKA LANGIT CUKUP GELAP, KITA DAPAT MELIHAT BINTANG" Amin.