Para Ahli Tafsir mengatakan bahwa Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada dunia-suku bangsa nonYahudi. Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia terus menegaskan kerinduan untuk datang dengan segera (Rom 15:23-32). Tujuan Penulisan Kitab ini adalah :(1) Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai berita dan ajaran Paulus (mis. Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.(2) Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36). II. Pembahasan NatsTema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan Yesus dinyatakan kebenaran Allah. Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah mendapatkan keselamatan (pasal 5; Rom 5:1-21), pembebasan manusia dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal 7; Rom 7:1-26), pengangkatan manusia sebagai anak-anak Allah dan hidup baru "melalui Roh" yang menuntun manusia kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39), Allah sedang mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom 9:1--11:36). Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan – sosial kemasyarakatan, dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Dan salah satunya yang menjadi pembahasan di perikop ini :
Pada Ayat 25 tertulis, Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk.
Semua orang -- baik Yahudi maupun bukan Yahudi -- perlu diperbaiki hubungannya dengan Allah, sebab semuanya sama-sama berada dalam kekuasaan dosa. Hubungan manusia dengan Allah menjadi baik kembali kalau manusia percaya kepada Yesus Kristus dan tidak terhalang oleh anggapan dirinya pandai. Hal ini mempunyai makna yang kontekstual, karena pada saat itu perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan lainnya membuat banyak orang tinggi hati, mengkalim dirinya cendikiawan-orang pandai, dan tidak mempercayai bagaimana TUHAN yang Pencipta menjadi manusia dan mati dikayu salib untuk menyelamatkan manusia. Paulus menerangkan, kerahasiaan karya Penyelamatan Kristus diketahui jika kita menyelaminya dalam pengenalan pengetahuan yang didasari iman. Klaim bahwa diri pandai bisa menutup mata iman kita akan hal yang besar ini.
Dan karya keselamatan Tuhan Yesus bukan bersifat primordial, terbatas hanya kepada orang Israel saja, DIA Allah bukan Allah kesukuan tetapi bersifat universal. Setiap pribadi yang berasal dari berbagai suku bangsa dapat masuk menjadi persekutuan orang Percaya - anak-anak Kerajaan Allah. Dan ini artinya setiap bangsa-bangsa berhak datang menyembah kepada TUHAN secara kontekstual, memakai budaya dan kesenian budaya yang telah mengalami transformasi makna.
26-28. Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Dan inilah perjanjian-Ku dengan mereka, apabila Aku menghapuskan dosa mereka." Mengenai Injil mereka adalah seteru Allah oleh karena kamu, tetapi mengenai pilihan mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang.
Jalan manusia diselamatkan adalah skenario Allah. Dan berdasar janji Allah kepada Abraham, bapa kaum Israel, keselamatan akan dihadirkan melalui tengah-tengah bangsa Israel. Dikatakan Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. Sion adalah simbol tempat peribadatan bangsa Israel kepada TUHAN. Dan dikatakan, dari sanalah TUHAN akan menyingkirkan kefasikan bagi seluruh keturunan Yakub, bangsa Israel. Memang terjadi penolakan oleh bangsa Israel yang dipimpin para Imam dan Ahli Taurat sampai kemudian menghambat pekabaran Injil yang dilakukan oleh Rasul dan orang percaya lainnya. Akan tetapi Paulus menyampaikan bahwa itu juga bagian dari janji Allah, dan hendaknya jemaat di Roma jangan sampai membenci bangsa Yahudi karena mereka adalah ”kekasih Allah karena nenek moyang”. Ada makna pandangan Paulus bahwa ia yakin orang Yahudi tidak selalu akan menolak Yesus. Dari ayat ini juga dipaparkan Paulus bahwa walaupun bangsa Yahudi banyak yang menghambat Pekabaran Injil, akan tetapi pengampunan dan kasih Allah masih terbuka bagi bangsa tersebut. Sebuah nilai teladan tentang pengampunan.
Akhirnya Paulus menulis tentang bagaimana orang harus hidup sebagai orang Kristen, terutama sekali tentang caranya mempraktekkan kasih kepada orang lain. Hidup baru itu tumbuh karena adanya hubungan yang baru dengan Allah. Orang yang sudah percaya kepada Yesus, hidup damai dengan Allah dan dengan sesama. Paulus mengingatkan bahwa Allah benar-benar Maha Pengasih dan kasihNya tidak akan tertutup oleh karena ketidaktaatan manusia. Ayat 29-32 mengatakan Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya. Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka, demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan. Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua
Kasih Allah tidak didasarkan kepada jasa ketaatan manusia. Tetapi kasih Allah bersifat anugerah diberikan kepada manusia. Allah menunjukkan kemurahanNya ditengah-tengah ketidaktaatan manusia. Dan ini berlaku bukan hanya kepada bangsa Israel tetapi kepada manusia kini dan sekarang. Karena Kasih Allah terbuka pada manusia, tidak dibatasi ruang dan waktu.
Penyangkalan Yang Tetap Terjadi
Saat ini sama seperti dilintasan abad sebelumnya, di satu sisi kita melihat banyak juga manusia yang memegang iman bahwa keselamatan telah dihadirkan melalui Tuhan Yesus sebagai satu-satunya jalan kepada Bapa. Tapi disisi lain, banyak orang yang menolak, memandang rendah dan mentertawai ide tentang keselamatan dan pengharapan yang kita miliki di dalam Kristus Yesus. Dan mereka yang menolak memiliki alasan yang banyak untuk menyangkal hal itu dan bahkan ada yang sampai memakai aksi teror dan kekerasan sebagai ekspresi sebagai seteru Injil. Kemudian, adalagi yang menganggap diri pandai dang kemudian menghasilkan ketidaktaatan dengan menyangkal Karya Keselamatan Oleh Tuhan Yesus berlangsung hingga saat ini. Saya ingat ketika kuliah dalam bagian mata kuliah Filasafat, salah satu orang yang menyangkal Keselamatan dari Tuhan Yesus adalah seorang ahli filsafat Jerman yang bernama Friedrich Nietzsche. Orang ini adalah seorang ahli filsafat yang anti-kristen. Meskipun ayahnya seorang Pendeta, ia melawan segala sesuatu tentang kekristenan. Bukanlah suatu perkara yang luar biasa untuk orang-orang yang dibesarkan dalam keluarga Kristen kemudiannya berbalik dan melawan kekristenan karena jenis kekristenan yang mereka lihat di rumah. Nietzsche adalah seorang yang sangat pandai tetapi entah mengapa ia memiliki obsesi untuk melawan Tuhan. Dari sekian banyak buku yang ditulisnya, salah satunya berjudul "Anti-Kristus", di mana ia menyatakan dirinya sebagai Anti-Kristus. Ia berbalik melawan Allah karena Allah disampaikan kepadanya dengan cara yang salah. Tetapi dengan berbaliknya Nietzsche dari Allah, ia tidak lagi memiliki tujuan hidup. Ia telah kehilangan semua arti hidup. Menolak Injil bearti menolak semua dasar pengharapan. Tidak ada suatu apapun yang kekal, segala sesuatu adalah fana. Nietzsche menjadi gila pada usia 45 tahun dan meninggal 11 tahun kemudian, yaitu tahun 1900. Kisah Nietzsche adalah sebuah bagian upaya manusia yang menganggap diri pandai kemudian menolak Allah. Dan banyak buku, tabloid, brosur, website lainnya, yang atas nama kecendikiawanan dan ilmu pengetahuan, yang berisikan sangkalan dan penolakan terhadap karya penyelamatan oleh TUHAN Yesus Kristus. Ini tantangan Misi diera Tehnologi Informatika saat ini. Karena setiap anak, remaja, pemuda hingga orang dewasa sekalipun jika mengakses internet maka akan terbuka berbagai aliran ilmu yang tidak sedikit berisikan penyangkalan dan penolakan terhadap keselamatan oleh TUHAN Yesus. Dan itu semua dihadirkan dengan tampilan yang menarik (up to date) dan kalimat-kalimat yang meyakinkan. Karena itu tetap perlu pendampingan dan pendewasaan iman bagi seluruh anggota keluarga agar tidak tergoda dan tergoncang imannya akan pengaruh media.
Jemaat Kristus, di zaman modren ini banyak cara manusia tidak taat dan kemudian menyangkal Allah. Ada banyak kisah kemurtadan dimana seorang yang dulunya Kristen kemudian mengaku telah mempelajari inti kekristenan kemudian tidak puas dengan realita Kekristenan yang dilihatnya dan akhirnya murtad dan menyangkal Allah. Ia kemudian bersaksi dalam berbagai mimbar menyangkal Kristus. Ketidaktaatan hadir juga dalam rupa menyandarkan diri kepada keberuntungan ajiajian dan memakai kuasa kegelapan meraih suatu tujuan tertentu. Banyak orang disamping berdoa kepada TUHAN juga kemudian mengandalkan kuasa susuk dan jasa konsultan feng shui untuk meraih keuntungan – laris dalam usaha – menarik dalam pergaulan dll. Di dunia usaha dan pekerjaan, ketidak taatan kepada TUHAN hadir dalam bentuk tetap korup, kolusi, kekerasan, penipuan takaran timbangan, dan dosa lainnya untuk meraih keuntungan. Didunia hukum ketidaktaatan kepada TUHAN hadir dalam bentuk penyelewengan wewenang dan hukum berdasarkan standard pribadi dan keuntungan yang diperoleh sehingga keadilan seperti dagangan. Akarnya adalah godaan iblis yang menanamkan kerakusan dalam pikiran manusia sehingga berbuat tidak taat dan berlaku curang. Ini semua adalah bentuk meragukan kasih dan pemeliharaan TUHAN seolah jika berbuat benar dan jujur maka tidak akan dapat hidup dan tidak mendapat apa-apa. Dan tragisnya, untuk sampai kepada totalitas ketaatan pada TUHAN, banyak orang yang terbuai pada pola ”masih banyak waktu untuk bertobat ” sehingga tetap larut dan semakin jauh dalam persekutuan Gereja dan lebih memilih ”membahas” di Lapo dari pada bersekutu di Gereja setiap Minggu dan Kebaktian lainnya. Saudara terkasih, Kebenaran Allah telah dinyatakan dalam TUHAN Yesus Kristus karena itu hiduplah didalam DIA. Jangan ada lagi berbagai bentuk penyangkalan dan ketidaktaatan dihadapanNya. Dan Firman TUHAN juga berkata bahwa TUHAN masih membuka kemurahannya untuk pertobatan manusia yang tidak taat kepadaNya. Sebagai pengikut Kristus, jemaat TUHAN diminta untuk tetap hadir sebagai garam dan terang. Garam yang tidak hambar tetapi memberi arti dan terang yang tidak menghanguskan melainkan memberi petunjuk/teladan yang memperbaharui. Serta dipakai sebagai alat menunjukkan kemurahan Kristus yang berlaku sepanjang aktifitas. Ini tekat kita. Amin. Haleluya. (hp,-)